Jakarta –
Sekitar 10.000 karyawan PT Sri Isman Rejeki Tbk atau Sritex berencana menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta pada 14-15 mendatang. Januari. Pemerintah menyatakan tindakan ini merupakan hak demokrasi dan hak hukum pekerja.
Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer atau akrab disapa Noel mengatakan, pemerintah akan menyambut baik aksi unjuk rasa yang akan dilakukan buruh Sritex.
“Itu hak demokrasi dan hak konstitusionalnya. Kalau mereka menyampaikan kebutuhannya, dan saya kira kalau mau berdemonstrasi di mana pun, kami sambut baik,” jelas Noel saat ditemui ANBALI NEWS, Jumat (3/1/2025).
Sekadar informasi, usulan demonstrasi tersebut menyusul keputusan perusahaan yang dinyatakan pailit setelah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi. Mahkamah Agung memutuskan menolak permohonan kasasi nomor perkara 1345 K/PDTSUS-PAILIT/2024. Sementara itu, Sritex mengajukan banding atas putusan pailit ke Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada Oktober 2024 karena perusahaan tidak mampu membayar utangnya.
Noel menjelaskan, rencana penyelamatan pekerja Sritex tetap sesuai rencana, yaitu Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Yang kedua, kita siapkan pasar tenaga kerja. Kita siapkan pelatihan melalui Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BLK). Tapi kita tidak mau mengambil opsi PHK, sambung Noel.
Noel juga mengatakan pihaknya tidak ingin mengambil keputusan yang dapat membahayakan pekerja. Ia mengatakan, kemungkinan pemberhentian kerja tidak membeda-bedakan atau masuk dalam rencana pemerintah.
“Kami tidak ingin mengambil tindakan apa pun yang dapat membahayakan pekerja. Jadi, opsi itu tidak ada dalam pikiran kami. Saya juga tidak punya pilihan untuk pensiun. Yang akan mengambil alih adalah pengurus. untuk berdiskusi dengan Kami akan tetap pada posisi kami, “Kementerian Ketenagakerjaan, tidak boleh ada PHK di Sritex,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan rencana tersebut akan efektif jika ada kemungkinan negatif, yakni PHK terhadap pekerja Sritex.
“Kalau ada yang PHK, tidak ada PHK, PHK di mana? Jadi kalau ada yang PHK, lapor ke kami, dan kami berikan bantuan. Bantuannya itu JKP, pasar tenaga kerja, lalu BLK. Rencananya, karena lokasi kami. Kepentingan pekerja hanya sebatas itu, kata Noel.
Noel mengaku berharap kedepannya tidak ada lagi PHK terhadap pekerja Sritex karena pemerintah tak mau menggunakan opsi itu. “Harapannya mas. Negara harus ada, apa fungsi negara?” kata Noel.
Sebagai informasi, Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto mengatakan keputusan ini berdasarkan hasil rapat koordinasi (Rakor) mengenai rencana aksi pekerja Sritex untuk Jakarta.
Selasa hingga Rabu 14-15 Januari 2025. Perkiraan jumlah penduduk 10.000 orang. Perkiraan armada 200 bus, kata Slamet dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1).
Slamet mengatakan pihaknya menghormati proses hukum yang berjalan. Namun, pihaknya memandang perlu mengambil langkah lain untuk mempengaruhi hati pemerintah dalam upaya mendorong penyelamatan Sritex. Oleh karena itu, karyawan Sritex memutuskan untuk melakukan demonstrasi. (acd/acd)