Jakarta –
Pada tahun 2025, harga mobil ramah lingkungan berbiaya rendah (LCGC) semakin meningkat. 12 Tahun Lalu, Proyek LCGC yang Berhasil Tingkatkan Penjualan Mobil Kini Hingga Rp 200 Juta!
Setiap pabrikan mobil di Indonesia menyesuaikan harga LCGC. Honda Brio Satya salah satunya, andalan Honda LCGC kini dibanderol Rp 202,5 juta untuk model Brio Satya E CVT tepatnya Rp 200 jutaan.
Dengan perkembangan tersebut, Brio Satya tetap mempertahankan statusnya sebagai LCGC termahal di Indonesia. Tak hanya itu, Brio Satya menjadi satu-satunya LCGC yang dibanderol Rp 200 jutaan. Sebagai perbandingan, Toyota Agya termahal Rp 197,1 juta, Kalya spek teratas Rp 192,6 juta, Ayla Rp 188,5 juta, dan Sigra Rp 181,3 juta.
Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengatakan kenaikan LCGC memerlukan persetujuan Kementerian Perindustrian. Pabrikan juga menghitung kenaikan LCGC dari biaya produksi.
“Pengembangan LCGC sedang berjalan dan sudah ada perhitungannya dan dilaporkan ke Kementerian Perindustrian berapa kenaikannya. Karena ada biaya produksi, mau tidak mau, laju perubahannya semakin meningkat, mau tidak mau. atau tidak, jadi biayanya ratusan (Rp 200 juta)” kata Kukuh Kumara tentang prospek industri otomotif tahun 2025 dan peluang insentif pemerintah pada Forum Jurnalis Industri Kementerian Perindustrian. Di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
LCGC telah hadir di Indonesia sejak tahun 2013. Program LCGC sengaja dibuat pemerintah karena menyasar masyarakat yang ingin membeli mobil namun memiliki dana terbatas. Persyaratannya antara lain kapasitas mesin mobil antara 980-1.200 cc dengan konsumsi bahan bakar minimal 20 liter/liter.
Dulu, LCGC mendapat keistimewaan pembebasan pajak penjualan barang (PPnBM). Berkat kehadiran LCGC, penjualan mobil di Indonesia bisa melebihi satu juta. Tertinggi sepanjang masa terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 1.229.811 unit.
Selain inflasi, harga mobil LCGC juga dipengaruhi oleh instrumen perpajakan. Pada tahun ini, LCGC ditambahkan pada barang yang termasuk dalam kategori Pajak Pertambahan Nilai (PPN), LCGC tidak lagi dibebaskan dari Pajak Penjualan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
“Ini adalah kendaraan yang diminati orang sesuai kemampuannya. Data kami menunjukkan bahwa sekitar 70% orang membeli dengan harga 300 juta atau kurang.” kata Kukuh.
“Mobil itu harganya $100 juta, $140-150 juta on the road. Setengahnya pajak. Sebaliknya, mobil ini (LCGC) saat ini tidak tergolong kendaraan, karena digunakan untuk menghasilkan uang, jadi itu pendapat anda, “Terus kalau ekonomi tumbuh, rata-rata kelasnya tumbuh, pendapatannya naik, mobilnya bisa beli, maka industrinya akan tumbuh,” ujarnya. . “‘Perubahan yang bagus’ membuat Toyota Aya ini keren saat mengemudikannya” (tertawa/menghela napas)