Jembatan Ikonik di Baduy Luar, Jembatan Bambu Tanpa Paku

Banten –

Dalam perjalanan menuju Baduy Luar dan Baduy Dalam, wisatawan melintasi jembatan yang terkenal itu. Keistimewaannya adalah jembatan bambu ini dirangkai tanpa paku.

Jembatan tradisional Baduy tidak hanya menjadi penghubung antar wilayah, namun juga merupakan sebuah karya budaya yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Baduy. Jembatan ini dibangun tanpa menggunakan paku atau bahan modern lainnya dan dirangkai dari bahan alami seperti rotan atau serat tumbuhan dengan menggunakan teknik pengikatan tali.

Struktur jembatan yang kokoh dan estetik ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya yang gemar mencari spot foto Instagrammable.

Untuk mencapai Baduy Dalam, ANBALI NEWSTravel melakukan pendakian di Baduy Luar pada Minggu (28 Desember 2024). Perjalanan memakan waktu enam jam melalui jalur berbatu dan menanjak melewati Ciboleger.

Dalam perjalanan, traveler melewati beberapa jembatan bambu tradisional, jembatan yang dibangun tanpa paku, hanya dengan tali alami. Kelihatannya asli dan menjadi daya tarik tersendiri.

Setelah enam jam perjalanan, rombongan sampai di Baduy Dalam, tepatnya di Desa Cibeo. Ada aturan tradisional yang harus dipatuhi oleh penduduk lokal dan pengunjung. Antara lain larangan penggunaan perangkat elektronik modern dan aktivitas fotografi. Hal ini memungkinkan pengunjung, termasuk detíkTravel, untuk menikmati keindahan dan ketenangan Desa Cibeo Baduy semaksimal mungkin.

Kami diperbolehkan tinggal di rumah adat Baduy dan berbincang dengan penduduk setempat. Bahkan tanpa lampu dan perapian, kami mengalami malam yang gelap.

Keesokan paginya kami bergegas pulang lewat Cijahe. Rute ini memakan waktu dua jam. Sampai di perbatasan antara Baduy Luar dan Baduy Dalam, mata traveler kembali disuguhi jembatan khas yakni jembatan bambu panjang.

Jembatan tersebut rupanya menjadi spot foto yang populer bagi pengunjung Baduy. Air sungai yang jernih dan deras mengalir di bawahnya.

Keduanya menciptakan harmoni sempurna antara alam dan budaya tradisional.

“Jembatan bambu ini tidak dipaku dan hanya menggunakan tali sebagai perekat jembatannya. Foto di sini sungguh indah estetika tempatnya,” kata Muhil, salah satu pemandu Wisuba.

Dengan latar belakang sungai yang jernih dan dikelilingi pepohonan hijau, jembatan ini menciptakan suasana tenang dan tenteram. Wisatawan kerap mengabadikan keajaiban alam indah ini sebagai kenang-kenangan atau merekamnya di media sosial.

Pemandangan dari atas jembatan juga menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Wisatawan bisa menikmati pemandangan sungai dan hijaunya hutan sambil merasakan sensasi berjalan di atas jembatan yang berbeda dengan jembatan modern. Foto-foto yang diambil di sini selalu tampil estetis dan autentik serta menonjolkan kesan petualangan penuh makna.

“Menyenangkan sekali berfoto di sini. Jembatan yang hanya terbuat dari bambu dan diikat dengan tali alami tanpa paku ini terlihat sangat kokoh. Ditambah lagi pemandangan Sungai Baduy yang bersih dan jernih membuat tempat ini semakin menarik, yang mana foto-foto di sini memang bisa banget.” “Aku mempercantik postingan Instagramku,” kata Ica, salah satu rekan traveller ANBALI NEWSTravel.

Meski menjadi daya tarik tersendiri, wisatawan diharapkan tetap menjaga perlindungan dan kebersihan lingkungan eksternal dan internal Baduy. Jangan meninggalkan sampah atau merusak struktur jembatan, karena jembatan ini tidak hanya menjadi objek wisata tetapi juga bagian penting dalam kehidupan masyarakat Baduy.

Penghormatan terhadap lingkungan dan adat istiadatnya merupakan bentuk apresiasi atas pengalaman berharga yang ditawarkan suku Baduy.

Saksikan video “Menjelajahi Indahnya Sawah Sambil Bersepeda di Majalengka” (Wanita/Wanita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top