Seberapa Realistis RI Swasembada Pangan? Ini Kata Bos Bapanas-Wamentan

Jakarta –

Pemerintah menargetkan swasembada pangan dalam empat atau lima tahun ke depan. Padahal, pemerintah berniat menghentikan impor beras pada tahun depan. Apakah ini realistis?

Arif Prasetyo Adi, Direktur Badan Pangan Nasional, menjelaskan Indonesia telah mencapai swasembada banyak produk pangan, seperti daging dan telur ayam. Padahal, produksi beras berjumlah lebih dari 30 juta ton dan 30 juta ton tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk.

“Nyata atau tidak, sangat realistis, ini semua persoalan pemangku kepentingan di bidang pangan. Kita harus meningkatkan produksi. Pembeli siaga dalam kaitannya dengan petani adalah Bulag Badan Pangan Nasional. Petani membeli sebagian besar produksinya di bawah HPP. Ini tidak diperbolehkan,” kata Arif dalam keterangannya. Acara CNN Indonesia Business Summit, Jumat (20/12/2024).

Arif menilai Kementerian Pertanian telah mempersiapkan banyak hal untuk meningkatkan produksi. Ia juga berharap produksi beras dalam negeri bisa meningkat sebesar 2 juta ton.

Artinya kita punya keuntungan, karena saat ini sudah tercapai 30,5 juta ton dan itu sudah terjadi sejak lama. Kalau FAO melepas 90% kebutuhan produksi nasional maka swasembada pangan, jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk meningkatkan produksi. Pertama melalui intensifikasi yakni peningkatan produksi sawah tadah hujan dan sawah.

“Tanah tadah hujan itu diairi, airnya jadi lahan basah. Jadi sawah tadah hujan itu panen sekali, kalau musim kemarau kita pompa, sawahnya bisa diairi 2 atau 3 kali dalam setahun. Lahan basah itu panennya di musim kemarau, ” jelasnya.

Dengan langkah tersebut, menurutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lahan garapan bertambah sebanyak 1,7 juta hektare berkat optimalisasi lahan basah dan sawah tadah hujan. Angka tersebut meningkat dari 7,4 juta hektare lahan yang belum sesuai.

“Luas tanamnya 1,7 juta hektare, padi (produktivitas) 3 ton, sudah 5 juta ton. Artinya bisa didapat cadangan,” jelasnya.

Pada tahap kedua, pemerintah juga memulai ekspansi dengan menyegel lahan sawah. Oleh karena itu, produksinya pasti akan melimpah di tahun-tahun mendatang. Ia pun meyakini swasembada pangan bisa tercapai.

Kita sudah lihat data BPS, hasil tanam dan luas tanam bulan ini, jadi kalau sekarang kita tanam lebih banyak maka panennya lebih besar,” tutupnya. (ada/eds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top