Jakarta –
Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan 4 juta dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) pada tahun 2025. Agung Suganda, Direktur Jenderal Departemen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, mengatakan vaksin tersebut akan didistribusikan secara bertahap. ke 25 provinsi yang mempunyai kasus penyakit mulut dan kuku.
Agung mengatakan, sebanyak 124.225 dosis vaksin telah didistribusikan ke tujuh provinsi dan taman kanak-kanak, antara lain Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Bangka Belitung.
Jawa Barat (20.000 dosis), Sumatera Barat (20.000 dosis), Sumatera Selatan (10.000 dosis), Sulawesi Barat (10.000 dosis), Jawa Tengah (40.000 dosis), Bali (17.000 dosis), Bangka Belitung (4.000 dosis) dan peternakan. unit (3.225 dosis),” kata Agung dalam permintaannya, Senin (13/1/2025).
Kementerian Kebijakan Agraria berencana untuk mendistribusikan 400.000 dosis pada bulan Januari, 1,2 juta dosis pada bulan Februari dan 400.000 dosis lainnya pada bulan Maret. Sementara itu, direncanakan tambahan 2 juta dosis untuk vaksinasi periode kedua pada Juli hingga September 2025.
Agung mengatakan, vaksin PMK diproduksi oleh Pusat Farmasi Hewan (Pusvetma). “Pusvetma” sebagai laboratorium rujukan nasional PMK menjadi negara produsen utama vaksin.
Sebelumnya, pada Desember 2024, subsidi vaksin sebanyak 51.200 dosis telah disalurkan di delapan provinsi. Selain itu, vaksinasi mandiri juga dilakukan sebanyak 65.000 dosis di berbagai daerah.
Presiden Pusvetma Edi Budi Susila menambahkan, pihaknya berharap pendistribusian vaksin ini dapat segera dimulai untuk menekan jumlah kasus PMK di Indonesia.
“Pusvetma siap memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menjamin mutu vaksin sesuai standar nasional agar aman dan efektif,” kata Edi.
Menurut ANBALI NEWS, kasus penyakit mulut dan kuku sudah menyerang hewan ternak di beberapa daerah. Saat ini, 189 ekor sapi yang tersebar di beberapa desa di Kabupaten Bozhonegoro masuk dalam daftar terduga penyakit mulut dan kuku. Sementara itu, 17 ekor sapi milik warga Desa Papringan, Kecamatan Temayang telah mati pada pekan ini.
Di tempat lain, data Dinas Peternakan dan Perikanan Daerah (Disnakan) Kuningan sejauh ini mencatat ada 28 ekor sapi yang mati karena penyakit mematikan tersebut. Kepala Dinas Pangan Daerah Kuningan Wawan Setiawan mengatakan, ada dua kecamatan yakni Kecamatan Maleber dan Subang yang melaporkan sapinya terdampak PMK.
(ada/fdl)