Di 2025, ISP Ini Perluas Jaringan FTTH dan Jualan Internet Satelit LEO

Jakarta –

Internet Service Provider (ISP) PT Remala Abadi Tbk (Data) berhasil memantau dan melayani pelanggannya sepanjang tahun 2024 dengan prestasi yang membanggakan. Hingga tahun 2025, Ramallah akan terus memanfaatkan pilar gas, antara lain melalui perluasan jaringan fiber to the home (FTTH) dan penjualan low satelit orbit (LEO).

Berdasarkan jumlah traffic yang menyajikan data pada tahun 2024 mencapai 346 GB (Inbound Outbound). Sedangkan pada tahun 2023 trafik yang dilayani DATA hanya sebesar 93,52 Giga (Inbound Outbound).

Richard Karatwaya, CEO PT Remala Abadi Tbk, mengatakan tingginya trafik berbasis data selama tahun 2024 tidak lepas dari ekspansi perusahaan dengan terus menggelar infrastruktur telekomunikasi. Hingga akhir tahun 2024, perseroan setidaknya akan memiliki serat optik sepanjang 11.000 kilometer jaringan.

Dengan ketersediaan tulang punggung yang luas, Ramallah dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 31%. Selain itu, perseroan juga dapat meningkatkan tingkat penetrasi sebesar 0,6%. Sementara itu, dengan jaringan yang andal dan layanan purna jual yang prima, Ramla juga mampu menjaga suku bunga di bawah 2%.

“Hingga saat ini, jaringan Ramla Abadi telah menghubungkan lebih dari 70% data center di Javodtbek. Selain itu, jaringan data tersebut telah melayani tidak kurang dari 25.000 perusahaan dan rumah. Hingga tahun 2025, Ramla akan terus menggelar jaringan tersebut dan meluncurkan produk. “Berinovasi untuk Ramla Anda akan mampu berkontribusi terhadap percepatan transformasi digital di Indonesia,” kata Richard seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya.

Richard mengatakan fokus perseroan pada tahun 2025 adalah terus memperkuat dan mengembangkan jaringan di wilayah Zbodtbek. Tujuannya untuk memperkuat pangsa pasar Ramla di pasar FTTH wilayah Zhbodabek.

Dengan kondisi keuangan yang kuat pada tahun ini, Remala akan mengembangkan layanannya dengan menggelar jaringan backbone dan menambah jumlah FTTH di provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Hingga September 2024, jumlah sambungan rumah yang dimiliki Ramle mencapai 162.390 sambungan. Pada tahun 2025, Ramla optimis mampu menciptakan jaringan baru sebanyak tidak kurang dari 250.000 sambungan rumah.

Pengembangan jaringan Ramallah akan menggunakan jaringan Indefeasible Right of Use (IRU) yang telah dimiliki perseroan sejak tahun 2024. Penyebaran jaringan di provinsi tersebut diharapkan semakin memperkuat posisi perseroan dalam pangsa pasar ISP. Khususnya di luar kawasan Zhabudtebek, baik korporasi melalui merek Tachyon maupun residensial (FTTH) melalui merek Nethome.

“Dengan penambahan backbone dan penambahan jumlah FTTH hingga tahun 2025 diharapkan perseroan mampu memberikan layanan broadband kepada masyarakat luas dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau. untuk mendukung rencana” pemerintah dan Komedigi untuk mencapai tujuan pemerataan Internet di Indonesia sebesar 100 mega per ANBALI NEWS.”

Untuk menjamin kualitas internet, Ramallah selalu menggunakan teknologi terkini. khususnya teknologi jaringan telekomunikasi. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya, Data menyiapkan tidak kurang dari 150 BTS. Perusahaan juga mendirikan tiga NOC untuk memantau kualitas layanan (QoS) layanan Internetnya.

Data juga menyediakan solusi Internet yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan (akses Internet tertentu, VPN atau layanan manajemen), baik perusahaan, pemerintah, usaha kecil dan menengah, atau pelanggan perumahan.

“Guna memberikan layanan tambahan kepada pelanggan, Ramla juga mendirikan data center yang tersebar di berbagai wilayah. Diharapkan dengan data center yang terdistribusi ini, perseroan mampu memberikan layanan tambahan kepada pelanggan,” kata Richard. pelanggannya,” kata Richard.

Sebagai penyedia layanan teknologi dan internet, Ramallah juga mengembangkan lini bisnis lainnya. Richard mengatakan Ramallah sedang mengembangkan bisnis lain dengan menjual layanan satelit orbit rendah (LEO).

“Penjualan layanan Remala LEO hanya dilakukan di wilayah yang kondisi geografisnya sulit dan belum terdapat jaringan fiber optic maupun seluler,” pungkas Richard. Tonton video “Video: Google masih menjadi layanan Internet terpopuler di dunia” (agt/rns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top