Jakarta –
Pemerintah resmi melaksanakan program Pangan Gizi Gratis (MBG) pada hari ini, Senin (6/1/2025). Hingga saat ini, terdapat 190 Unit Pelayanan Kinerja Gizi (SPPG) yang beroperasi di 26 provinsi di Indonesia.
Anggaran harian MBG dipatok Rp 10.000 per saham. Sementara anggaran MBG diketahui sebesar Rp71 triliun yang masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Lantas, apakah dapur menambah anggaran tersebut?
Salah satu juru masak SPPG Lanud Halim Perdana Kusuma, Jonie Kusuma Hadi mengatakan, modal pertama menu MBG diproduksi dengan skema cicilan yang dilakukan mingguan dengan anggaran Rp 10.000 per saham MBG.
“ nantinanti dilunasi ke BGN setiap minggunya (Anggaran setiap minggu?) Anggaran kami setiap minggu untuk belanja makan Rp 10 ribu (per orang),” kata Jonie kepada wartawan di SD Angkasa 5 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
Jonie tidak sendirian dalam menyediakan paket MBG. Di SPPG Khusus Lanud Halim Perdana Kusuma, ia bekerja dengan 25 anggota yang terdiri dari administrator, kepala dapur, ahli gizi, juru masak, pengantar makanan, dan petugas kebersihan.
Saat operasi pertama, Jonie mengaku tidak ada masalah. Meski demikian, dia tak memungkiri perlu waktu untuk mengubah menu MBG dengan anggaran Rp 10.000 per saham.
“Sebenarnya tidak ada masalah, hanya saja kemarin dengan anggaran Rp 10 ribu kami masih mengubah jadwal yang ditetapkan BGN,” jelasnya.
Sementara untuk saran menu, kata Jonie, pihak chef merujuknya ke ahli gizi. Setelah itu SPPG baru merekomendasikannya kembali ke Badan Gizi Nasional (BGN). Di hari pertama, Jonie menyajikan sekitar 1.500 porsi.
“Hari ini kita punya 1.500, untuk berikutnya karena luas atau area dapur yang kita punya sekarang, menurut geospasial 3.800. Jadi besoknya, besok jadi 3.800. Di Halim jumlahnya sekitar 11.000. Makanya akan ada tambahan dapur untuk menutupi area distribusi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SD Angkasa 5 Lili mengatakan, tunjangan MBG yang diberikan hari ini sudah cukup untuk siswanya. Kendati demikian, ia berharap menu MBG ke depannya semakin beragam.
“Kita baru memulai. Jadi belum tahu menunya beragam. Tapi saya harap beragam,” jelasnya.
Selain itu, ia juga berharap SPPG Khusus Lanud Halim Perdana Kusuma bisa menyediakan susu. Sedangkan pada debut MBG, susu sapi tidak ada dalam menu yang disajikan.
“Susu mungkin bisa. Karena kebetulan di dalamnya tidak ada susu. Jadi mungkin misalnya bisa ditambah susu,” ucapnya.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa program MBG yang dilaksanakan hari ini diterima dengan baik oleh para mahasiswanya. Bahkan, Lili menyebut murid-muridnya sudah beberapa kali menanyakan soal MBG.
“Mereka senang sekali sekarang, karena sudah diumumkan beberapa hari yang lalu, solusinya baru kemarin. Anak-anak sudah bertanya, ‘Kapan itu terjadi lagi’,” ujarnya.
“Sekolah sendiri sudah menerapkan gizi seimbang. Anak-anak mengambil bekal setiap hari,” tutupnya.
SD Angkasa 5 merupakan salah satu lokasi operasional SPPG Khusus di Lanud/Koperasi TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. SPPG ini bertujuan untuk memberikan paket MBG kepada 128 siswa SD Angkasa 5.
Berdasarkan survei ANBALI NEWS di lapangan, jarak SD Angkasa 5 dengan SPPG Khusus Lanuh Halim Perdana Kusuma sekitar 1,1 km. Saat dikunjungi, beberapa pejabat sedang menyiapkan paket MBG.
SPPG Khusus Lanuh Halim Perdana Kusuma meliputi nasi lengkap dengan lauk pauk berupa ayam teriyaki, buncis dan wortel, serta pisang. SPPG terbagi menjadi tiga bagian yaitu dapur, ruang penyajian dan sirkulasi.
Kegiatan MBG yang dilaksanakan Lanud Halim pada hari ini disebar dalam 2 periode, yaitu untuk SD tingkat 1 hingga 3 pada pukul 08.00 WIB dan untuk tingkat 4 SD hingga SMA pada pukul 11.00 WIB. (rd/rd)