Jakarta –
Proyek rehabilitasi gedung Pasar Monjul di kawasan Sepaeng, Jakarta Timur, terhenti selama 10 tahun. Sekarang sisa proyek pembangunan senilai $10,2 miliar tidak lagi dipertahankan. Sepertinya reruntuhan.
Berdasarkan penelusuran ANBALI NEWS pada Senin (13/1/2025), pasar ini berlokasi di Jl. Sangat dekat dengan Raia Manjul dan Kompleks Polisi Manjul. Lokasi pasar sedikit dipenuhi pepohonan di depan area hijau.
Saat memasuki pasar melalui pintu masuk utama, pengunjung akan langsung dihadapkan pada dua bangunan. Satu bangunan berwarna biru di sisi kanan atau utara pasar dan bangunan lainnya berwarna putih di sisi kiri atau selatan pasar.
Bangunan Pasar Biru di Manjul tampaknya dibangun secara semi permanen dengan menggunakan seng sebagai atap dan dindingnya. Di dalam gedung ini banyak terdapat toko-toko yang menjual bumbu dapur, perabot rumah tangga, pakaian dan barang-barang lainnya yang sering dijumpai di bazar.
Sedangkan bangunan Pasar Manjul yang berwarna putih terlihat seperti bangunan yang belum selesai dibangun. Karena bangunan ini tidak memiliki atap, maka batu pondasinya tetap ada.
Yakni pada salah satu sisi bangunan terlihat sisa-sisa tangga yang menandakan bahwa ruangan tersebut ditujukan untuk bangunan satu lantai namun belum selesai dibangun. Namun beberapa kios semi permanen berdiri di sisi gedung ini.
Saat memasuki ruang ini Anda akan melihat bahwa pintu masuk utama bangunan terbuat dari kaca yang kini sangat gelap. Kemudian bagian dalam bangunan terlihat sangat kosong dan kotor, dengan dinding pecah dan material atap tergeletak di lantai.
Dari situ terlihat bangunan berwarna biru tersebut merupakan pasar tua yang menjadi tempat berteduh sementara para pedagang. Sementara Gedung Putih merupakan proyek revitalisasi pasar yang masih mangkrak.
Kemudian di belakang atau sebelah barat kedua bangunan Pasar Manjul masih terdapat beberapa toko semi permanen tempat para pedagang berjualan. Di kawasan ini terdapat warung sayur, ayam, daging, dan masih banyak lagi warung lainnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Berita Jakarta) tahun 2014, disebutkan renovasi Pasar Manjul dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Lokasi Pembangunan (UPT Lokbin) DKI Jakarta.
Renovasi ini dilakukan agar pasar yang mulai beroperasi pada tahun 2004 ini bisa menampung lebih banyak pedagang. Hal ini juga berlaku pada keluhan para pedagang yang mengaku omzetnya menurun akibat maraknya PKL yang berjualan di luar Manjul Lokbin.
Karena jenis dan harga barangnya hampir sama, pembeli enggan masuk ke pasar. Selain itu, Lockbin ini juga akan memiliki musala, toilet, dan tempat parkir yang luas sehingga memberikan kenyamanan bagi para pedagang dan pelanggan.
Kemudian biaya renovasi ini diperkirakan mencapai Rp 10,2 miliar. Namun sayang, di awal tahun 2025 ternyata proyek tersebut masih terhenti, hanya menyisakan bangunan yang terbengkalai. (fdl/fdl)