Jakarta –
Ketua Dewan Ekonomi Rakyat Luhut Binsar Panjaitan berbicara tentang pejabat pemerintah yang “beracun”. Berbisa artinya sering merujuk pada pejabat tidak jujur yang melakukan penipuan keuangan.
Luhut mengatakan, pemerintahan Presiden Prabowo memiliki banyak tujuan besar ke depan, mulai dari memperbaiki lingkungan investasi, meningkatkan peringkat daya saing global, hingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Upaya tersebut bisa saja terganggu dengan kehadiran para pejabat beracun tersebut.
“Memang pejabat tidak boleh minta uang, dan ini kuncinya,” kata Luhut dalam kajian Akademi Bakat ASN di Kantor Administrasi Negara (LAN). Itu sebabnya mulut berbicara, dan itulah sebabnya saya katakan racun adalah racun”. , Jakarta Pusat, Senin (12/12/2024).
“Jangan jadi (orang yang beracun),” lanjutnya. Nah, kalau mau kaya, jangan jadi perwira. “Jika Anda ingin kaya, jadilah pengusaha.”
Menurut Luhut, saat ini indeks biaya investasi (ICOR) Indonesia masih tinggi, begitu pula dengan tingkat inefisiensi. Berdasarkan data Luhut, ICOR RI tercatat sebesar 6,6%. Sementara itu, inefisiensi diperkirakan mencapai $30 triliun, atau sekitar $1 triliun dalam biaya domestik.
“Kita inefisiensinya tinggi, jadi kita punya Rp 1 triliun. Kalau angka pertumbuhannya kita terjemahkan misalnya dari 2-3%, dari 2% ke 5%, ya dari 7%, kita bisa tumbuh lebih baik dari itu. realitanya ya, sangat bisa dicapai, saya yakin “selama kita bersatu tidak ada masalah”.
Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah berupaya mendorong penerapan digitalisasi di sektor publik. Beberapa implementasinya antara lain Sistem Informasi Mineral dan Batubara (SIMBARA) dan Direktori Elektronik (e-Directory).
Menurut Luhut, berkat upaya tersebut, aktivitas over the air (OTT) KPK tergerus signifikan oleh belanja pemerintah. Sebab, penipuan dan pelanggaran yang dilakukan pejabat pemerintah bisa dikurangi melalui digitalisasi.
“Tadi saya bilang OTT itu keju, keju, kenapa kita lakukan ini, masyarakat marah. Sekarang dengan OTT kita buat e-directory. Ini akan mempertemukan Pak Pahala (Wakil Pencegahan dan Pengawasan Komisi Pemberantasan Korupsi) dengan kita,” kata Luhut.
“Jadi saya kira kita harus melihat, kalau kita lihat kembali aspek-aspek kehidupan nasional kita ini, saya sangat optimis kalau kita tetap kuat pada posisi ini, sedikit demi sedikit kita akan mencapai apa yang kita inginkan. Pertumbuhan 8% selama 5-10 tahun ke depan (shc/rrd)