Cerita Teten Masduki Berkemas dari Rumah Dinas-Rencana Usai Lengser

Jakarta –

Menteri Korporasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki angkat bicara soal rencananya usai masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang. Di akhir kunjungan Presiden Joko Widodo, Teten mengaku dijemput Vidya Chandra (Widchan). , dimana kediaman menteri berada.

Teten sendiri mengaku pensiun di akhir masa jabatannya yang sudah 5 tahun menjabat. Sebelum menjadi Menteri Korporasi UKM, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Presiden pada tahun 2015-2018.

“Kamu tahu kan saya sedih (tidak lanjut jadi menteri)? Saya pengen banget keluar,” canda Teten saat ditemui di kantor Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2024).

“Iya habis (menyerang). Kepalaku pusing, banyak tanaman, merpati, ikan, tanaman. Kata istriku, kamu yang lain, banyak mobil, ini tanaman,” sambungnya.

Setelah misinya berakhir, Teten punya rencana. Dia tidak menjelaskan apa pekerjaannya, tapi dia menegaskan bahwa dia melakukan banyak hal.

“Kalau pensiun, aku nggak bisa istirahat. Ya, aku nongkrong sama teman-teman UMKM. Banyak hal sebelum jadi perawat. Ya, banyak hobiku,” ujarnya.

Selain itu, Teten juga sedikit bernostalgia dengan masa-masa ia bekerja sebagai menteri. Menurutnya, ia sebenarnya sudah menjadi menteri dalam 2 tahun terakhir, meski pada 3 tahun pertama ia bekerja sebagai “perawat”.

“Kami baru 2 tahun menjadi menteri, pertama kami perawat yang terjun ke usaha kecil dan usaha kecil yang terdampak, sakit, omzet berkurang, ada masalah distribusi. Program reformasi bersama Menteri Keuangan (Shri Mulyani) , suku bunga, uang elektronik, dll.

Namun UKM yang tidak mempunyai akses terhadap sumber daya keuangan tidak mampu melakukan renovasi sehingga ia meminta hibah untuk usaha kecil. Perusahaan-perusahaan ini didorong untuk berpartisipasi dalam program pembelian peralatan medis seperti masker.

Selain itu, pihaknya sedang membangun Pusat UMKM untuk membantu UMKM tersebut berkembang. Salah satunya melalui pengembangan Pos Bloc yang merupakan hasil kemitraan dengan PT Pos Indonesia. Selama 5 tahun menduduki posisi tersebut, ia mengaku bahagia.

“Sangat menyenangkan di sini, saya senang mengurus hal-hal kecil.

Untuk pemerintahan mendatang, Teten berencana akan mengingatkan posisinya kepada menteri-menteri berikutnya. Saat ini, di bawah Presiden Teprilich Prabowo Subianto, kementeriannya terbagi menjadi Kementerian Koperasi dan Kementerian Usaha Kecil dan Menengah.

Dengan mengingat situasi ini, sejumlah pembelajaran akan dapat ditransfer kepada perusahaan dan UKM dalam menjalankan bisnisnya. Pesan penting lainnya yang disampaikannya adalah UKM akan membantu Indonesia mencapai tujuan menjadi negara maju pada tahun 2045.

“Untuk menjadi negara maju tentunya MIC, kalau pendapatan per kapitanya sekitar 30 ribu, maka MIC harus meningkatkan produktivitasnya 96-98%. tidak bisa mengubahnya,” katanya.

Namun permasalahannya adalah jumlah UKM di Indonesia terlalu kecil untuk berpartisipasi di sektor informal. Terkait hal ini, ia mengemukakan dua pendapat. Salah satunya adalah pembukaan investasi yang tepat agar bisa menghasilkan karya yang baik.

Kedua, mendorong dan mendorong usaha kecil dan menengah. Menurutnya, UKM harus menjadi bagian dari rantai pasok industri seperti negara lain. Sementara UKM Indonesia justru sudah terpisah dari perusahaan besar dan tergantikan oleh kompetitor.

“Ketiga, yang bawah. Kalau yang bawah, UMKM belum punya teknologinya. Makanya kita bikin proyek pabrik, padahal basisnya cuma Rp 10-20 miliar. Produk-produknya, peralatan usahanya, ini akan membangun kekuatan dan bisnis yang berkelanjutan,” kata Teten.

(schc/hns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top