Kelompok Nelayan Ini Ngaku Bangun Pagar 30 Km di Laut Tangerang, Duitnya dari Mana?

Jakarta –

Nelayan yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Pantura (JRP) mengatakan, mereka merupakan kelompok yang membangun pagar sepanjang 30,16 km di perairan Tangerang. Koordinator JRP Sandi Martapraja juga menjelaskan sumber dana pembangunan pembatas Gelombang tersebut menjangkau 16 desa

Sandy mengatakan, sumber dananya berasal dari bantuan masyarakat. Ia mengatakan, masyarakat bersama-sama membangun tanggul laut.

“Iya (dari masyarakat), proyek bersama seperti itu. Ya, kalau di pikiran kita ada komunitas sepanjang 30 kilometer, komunitas mana yang mau beli? . Dan bekerja sama, kan?”

Sandee menjelaskan bahwa penduduk desa memulainya terlebih dahulu. Pada masa itu, orang-orang dari desa lain juga melakukan hal yang sama.

Ia juga belum bisa memastikan berapa besaran dana yang dikeluarkan untuk masing-masing desa. Akibatnya, Sandi belum bisa memperkirakan biaya pembangunan pemecah gelombang tersebut.

Sandi menjelaskan, “Mungkin kelompok di desa seperti itu ya, yang lain bisa termotivasi untuk membuat seperti itu. Mereka biasanya tidak punya uang sebanyak itu.”

Ia menjelaskan, pembangunan tidak hanya menyangkut nelayan di setiap desa. Namun masyarakat setempat juga demikian.

Sandy menjelaskan: “Yang terlibat dalam pembuatan pagar itu kemungkinan besar adalah nelayan di setiap desa. Ya, bukan nelayan. Tapi ada juga masyarakat lokal.”

Koordinator JRP Sandi Martapraja sebelumnya mengatakan, tembok laut yang dimaksud merupakan tembok laut yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat setempat.

Pada Senin (13/1), Sandi mengatakan: “Breakwater wall di sepanjang pantai utara Kabupaten Tangerang ini dibangun secara sukarela oleh masyarakat. Ini adalah tindakan pencegahan.”

(ac/ac)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top