Sederet Keputusan Kontroversial Donald Trump Usai Resmi Jadi Presiden AS

Jakarta-

Donald Trump resmi kembali menjadi presiden Amerika Serikat pada Senin sore (20/1) waktu setempat. Tak lama kemudian, ia langsung menandatangani serangkaian perintah eksekutif terkait berbagai keputusan atau arah kebijakan pemerintahannya.

Meski begitu, banyak perintah eksekutif yang ia tandatangani sangat kontroversial. Sejak diberlakukannya tarif impor sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, negara tersebut telah menarik diri dari perjanjian iklim WHO-Paris.

Rangkuman dari ANBALI NEWS; Berikut beberapa keputusan kontroversial Donald Trump setelah menjabat sebagai presiden. Tarik AS dari WHO.

Di hari pertamanya menjabat presiden, Donald Trump langsung menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, WHO salah dalam menangani pandemi Covid-19, tidak bertindak independen, dan secara tidak adil menerapkan “pajak dukungan” dan masalah kesehatan global lainnya.

“Kesehatan global membodohi kita, semua orang membodohi Amerika. Hal ini tidak akan terjadi lagi,” kata Trump kepada Reuters setelah menandatangani perintah penarikan diri dari WHO.

Dengan keputusan ini, Amerika Serikat secara resmi menarik diri dari keanggotaan WHO dalam waktu 12 bulan dan menghentikan semua kontribusi keuangan. Sebelumnya, Amerika Serikat merupakan salah satu kontributor keuangan terbesar bagi WHO, memberikan sekitar 18% dari total pendanaannya. Anggaran dua tahunan WHO yang terbaru untuk tahun 2024-2025 berjumlah $6,8 miliar.2. Mengenakan tarif impor sebesar 25% pada Kanada dan Meksiko

Donald Trump telah mengumumkan bahwa mulai tanggal 1 Februari ia akan mengenakan tarif sebesar 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada. Menurutnya, hal itu dilakukan karena terlalu banyaknya masyarakat yang harus melintasi perbatasan kedua negara.

“Kami sedang mempertimbangkan tarif sebesar 25% untuk Meksiko dan Kanada karena mengizinkan begitu banyak orang melintasi perbatasan,” kata Trump kepada CNBC.

Menurutnya, dengan mengenakan tarif impor, pemerintah AS bisa menekan jumlah imigran asal Kanada dan Meksiko sehingga membuat persaingan dalam negeri semakin sulit.

Trump yakin Amerika Serikat bisa mendapatkan banyak keuntungan melalui kebijakan ini. Dengan cara ini, pemerintah akan mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan warga Amerika tanpa harus bergantung pada pajak.

“Kami akan segera merombak sistem perdagangan kami untuk melindungi pekerja dan keluarga Amerika,” kata Trump dalam pidatonya.

“Daripada mengenakan pajak kepada warga negara kami untuk memperkaya negara lain, kami akan mengenakan pajak kepada negara asing untuk memperkaya warga negara kami,” tambahnya.

Dalam hal ini, direncanakan juga untuk membentuk layanan pajak eksternal untuk membantu pengumpulan bea. Saat ini, peran tersebut dipegang oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS 3. Menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris.

Salah satu perintah eksekutif paling kontroversial yang ditandatangani tak lama setelah ia menjabat adalah penarikan Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris. Ini adalah upaya global untuk melawan pemanasan global.

“Saya segera menarik diri dari perjanjian iklim Paris yang tidak adil dan sepihak,” kata Trump sebelum menandatangani perintah tersebut, seperti dilansir Reuters.

Sebelumnya, Trump menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris pada tahun 2017 pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Hal ini dengan cepat berbalik pada masa kepresidenan Joe Biden pada tahun 2021 dan Amerika Serikat bergabung kembali.

Pada masa jabatan keduanya, Trump berjanji untuk meningkatkan pengeboran minyak mentah, termasuk teknik fracking atau stimulasi hidrolik, yang menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Tidak mengherankan jika pemerintahannya kembali menarik diri dari perjanjian iklim untuk membuka jalan bagi kegiatan pertambangan baru.4. Dia ingin menguasai 50% TikTok dan berdamai dengan Tiongkok.

Perintah eksekutif lain yang ditandatangani Trump adalah penundaan pemblokiran aplikasi TikTok selama 75 hari ke depan. Trump akan menggunakan perintah ini untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.

Pasalnya, Trump sendiri pernah menyatakan ingin mengenakan tarif terhadap impor Tiongkok, namun di saat yang sama ia ingin menegaskan bahwa pemerintahannya berharap dapat melakukan kontak langsung dengan pemimpin negara Tirai Bambu tersebut.

Artinya, ia berniat menggunakan video pendek terkenal tersebut sebagai alat tawar-menawar dengan pemerintah China. Bahkan, dalam kesempatan itu ia menawarkan untuk menjadi pemilik setengah atau 50% bisnis TikTok dengan imbalan tetap menjalankan aplikasinya.

Jika Tiongkok tidak menyetujui kesepakatan tersebut, Trump mengatakan aplikasi TikTok akan dianggap tidak berguna oleh pemerintah AS. Hanya dengan demikian pemblokiran layanan dapat diterapkan kembali. Dalam hal ini ia menyarankan untuk membuat perusahaan patungan untuk mengoperasikan TikTok di Amerika Serikat.

“Jadi jika kita menciptakan nilai tersebut, mengapa kita tidak memiliki setengahnya?” kata Trump, sambil menambahkan bahwa aplikasi tersebut bisa bernilai ratusan miliar dolar.

(fdl/fdl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top