Jakarta –
Dua ekor macan kumbang (panther pardhus) tertangkap kamera di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Mereka diyakini sebagai induk dan anak macan tutul liar.
Manajer Administrasi Pusat TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, dua ekor macan tutul tertangkap kamera pada akhir tahun 2024.
Sebelumnya, petugas kepolisian dan pengamat satwa telah memasang kamera jebakan di beberapa titik kawasan TNBTS. Instalasi ini dimaksudkan untuk menilai status populasi macan tutul.
“Ada dua ekor macan tutul di kawasan TNBTS pada akhir tahun 2024 yang terekam kamera trap,” kata Septi, Senin (20 Januari 2025).
Pihaknya menunggu laporan lengkap dari petugas lapangan atas penampakan dua satwa asli tersebut di hutan Pulau Jawa.
“Kami menunggu hasil detail dari laporan tim di lapangan,” ujarnya. Berdasarkan dokumen yang kami miliki, diragukan apakah kedua macan tutul ini adalah induk dan anaknya. “Kami tidak yakin apakah mereka laki-laki atau perempuan.” menjelaskan.
Septi mengaku pihak sengaja tidak membeberkan lokasi penampakan keluarga macan tutul tersebut. Karena untuk melindungi dari perburuan.
Dia menjelaskan: “Lokasi dan waktu pastinya tidak dapat diberikan karena kami khawatir hal itu dapat menunjukkan keberadaan harimau tersebut. Sehingga pemburu dapat menemukannya.”
Sepi mengungkapkan, pemasangan kamera jebakan itu didasarkan pada jejak macan tutul. Seperti goresan dan kotoran.
“Jadi kita ikuti hewan tersebut ketika menemukan jejak dan feses (tinja),” ujarnya. Memasang penutup kamera”.
Sementara itu, saat Septi menanyakan penampakan macan tutul hitam pekat, ia mencurigai adanya melanisme pada kucing besar tersebut.
“Dari rekaman kamera terlihat jelas bahwa hewan tersebut adalah macan tutul muda yang sedang mengalami melanosis,” jelasnya.
Saksikan video “Petugas pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan api di TNBTS” (sym/sym).