Menkes Bicara Kemungkinan Dampak ke RI usai Trump Tarik AS dari WHO

Jakarta –

Amerika Serikat (AS) merupakan donor terbesar dalam pembiayaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pantauan yang dilakukan di situs resmi WHO pada Selasa (21 Januari 2025) menunjukkan 14,53 persen dari seluruh sumbangan ke WHO berasal dari Amerika Serikat. Hingga saat ini, telah banyak digunakan untuk mengendalikan atau menghilangkan poliomielitis dan epidemi lainnya.

Akibatnya, banyak ahli memperkirakan bahwa langkah kontroversial Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan AS keluar dari WHO dapat menimbulkan konsekuensi yang luas.

Terutama dalam kasus epidemi di negara-negara berkembang. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara kemungkinan keluarnya AS akan berdampak pada Indonesia, termasuk dana hibah WHO.

“Itu tidak akan berdampak pada pendanaan Indonesia, tapi yang pasti akan berdampak pada WHO.” Kita juga tidak dapat banyak dari AS,” kata Menkes kepada ANBALI NEWS saat ditemui di Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan RI, Rabu (22/1/2025).

Senada dengan itu, peneliti keamanan kesehatan global Dickie Budiman dari Universitas Griffith Australia memperkirakan bahwa Indonesia menerima lebih banyak hibah dibandingkan negara lain.

“Sejauh ini belum berdampak besar karena peran Tiongkok dan negara-negara UE dalam pembiayaan juga meningkat,” lanjutnya.

Dickey mengatakan Amerika jelas akan rugi jika memilih mengisolasi diri dari negara lain. Jika mempertimbangkan kasus Covid-19, Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus dan kematian Covid-19 tertinggi dibandingkan negara lain.

Hal ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat masih membutuhkan bantuan dan koordinasi lembaga pemerintah, termasuk distribusi vaksin dan deteksi yang efektif. Dalam hal ini pedoman penting merujuk pada WHO.

“Lebih jauh lagi, meskipun jumlah kasus TBC dan HIV di AS rendah dibandingkan dengan negara berkembang atau Indonesia, perjalanan dan migrasi internasional ke dan dari AS meningkatkan risiko resistensi obat TBC dan HIV,

“Di sinilah WHO dapat membantu memastikan standar global untuk pengobatan dan penyakit. Resistensi antibiotik juga merupakan ancaman serius terhadap kesehatan di AS dan secara global. Resistensi mikroba menyebar ke berbagai negara dengan berbagai cara. Saat ini, WHO adalah pemimpin dalam layanan kesehatan yang mengintegrasikan hewan kesehatan.” dan lingkungan untuk mengatasi resistensi antimikroba di seluruh dunia,” tutupnya. Tonton “Video: Target Menkes Budi deteksi satu juta kasus tuberkulosis pada tahun 2025 (naf/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top