Jakarta —
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program pemeriksaan kesehatan gratis ini mencakup pemeriksaan kejiwaan. Hal ini dirancang untuk segera mendeteksi kasus gangguan mental.
Pemeriksaan kesehatan mental ini akan dimulai pada usia 7 tahun pada tingkat sekolah dasar hingga kelompok senior.
“Karena itu juga HIV, dengan kata lain penyakit yang menstigmatisasi. Orang takut bilang sakit jiwa. Orang tidak pernah bilang di Internet, oh, saya sakit jiwa. Lagi pula, dulu itu lebih tabu. Makanya Kementerian Kesehatan “Kami serius dalam hal ini,” kata Menteri Kesehatan Kantor Kementerian Kesehatan, Rabu (22 Januari 2025).
Ia menjelaskan, pemeriksaan kejiwaan sama pentingnya dengan pemeriksaan dasar seperti pemeriksaan darah. Dalam pemeriksaan kesehatan gratis ini, peserta akan mengisi kuesioner yang akan menentukan jenis masalah psikologisnya.
Kemudian, jika teridentifikasi ada masalah atau kelainan, masyarakat akan diberikan psikolog atau psikiater dan pengobatan farmakologis, atau obat-obatan jika masalah psikologisnya serius.
Dikutip dari Survei Kesehatan Indonesia (SHI) tahun 2023, prevalensi penderita gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok usia remaja 15 hingga 24 tahun. Sebanyak 1% remaja mengalami depresi, 3,7% kecemasan, 0,9% gangguan stres pasca trauma (SPTSD), dan 0,5% gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD).
Hanya 10,4 persen penderita depresi muda yang mencari pengobatan. Meskipun mereka mempunyai prevalensi depresi tertinggi, kelompok ini adalah kelompok yang paling kecil kemungkinannya menerima pengobatan. Saksikan video “Pengenalan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Era Prabowo” (kna/kna)