Aksara Jawa Underpass Simpang Joglo Solo yang Baru Buka Itu Typo

Sendirian –

Simpang Joglo Solo yang baru dibuka ini menuai banyak perhatian, namun juga kritik. Perhatian diberikan karena penulisan aksara jawa yang buruk.

Kata ‘Indern Passe Simpang Joglo’ dalam Simpang Tujuh Joglo yang menggunakan aksara anak muda menjadi pusat perhatian di media sosial karena nama panggilan yang tidak tepat dan kesalahan ejaan. Pemerintah Solosi memastikan kesalahan ejaan diperbaiki.

“Saya rasa penggunaan aksara jawa di tempat umum sudah pernah dibicarakan di Surakarta Nuwun @pemkot_solo.

Menanggapi cuitan tersebut, Rendra Agusta, salah satu peneliti Institut Studi Jawa Surakarta membenarkan adanya kesalahan penulisan aksara Jawa.

Lendra berkata: “Ya. Sebenarnya saya menulisnya di kereta bawah tanah kemarin. Saya tidak tepat menemukan produser yang ingin menulis kereta bawah tanah sebagai jalur lintas jalan,” kata Lendra.

Menurutnya, jika aksara Jawa berbunyi “Hundaspeka Ssampa Joglo”, maka lorong bawah tanah tersebut bukanlah Simpang Joglo. Renda mengatakan, menulis huruf Jawa memang sulit. Disebutkan secara spesifik, kata-kata yang akan diubah ke aksara Jawa itu asing.

“Ditulis hanya tiga kata, ‘Hundaspeka ssampe joglo’, salah satu kata yang benar. Makanya ada salah ketik,” ujarnya.

Ia mengaku belum mengetahui aturan penggunaan lambang Jawa di tempat umum. Sebab kata Simpang Joglo diucapkan dalam beberapa bahasa sekaligus.

“Sebenarnya saya tidak tahu aturan di tempat umum, apakah dalam tiga bahasa: Inggris ke Inggris, semua bahasa Indonesia, dan seingat saya, aturannya semua bahasa Indonesia.”

“Jika nanti Anda ingin menggunakan Java dalam pengaturan ini, cobalah memahaminya nanti.

Menurutnya, ada enam pilihan untuk meningkatkan kosakata Anda. Salah satunya dengan perbaikan busana atau penambahan karakter dengan aksara jawa.

“Kata underpass bisa ditulis dengan aksara jawa dan pilihannya banyak. Misalnya nama ruas Sandangon dicover dan penggunaan underpass bisa menggunakan bunyi ‘U’.”

“Sebenarnya ada lima atau enam kesempatan menulis yang bisa dijadikan justifikasi menulis di Simpang Lima Joglo.”

Rendra mengaku memperhatikan prasasti tersebut sejak dipasang di simpang Tujuh Joglo. Ia pun melapor ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

“Saya pertama tahu dari postingan Instagram teman. Sebenarnya bulan Desember lalu kita ngobrol dan saya bilang kalau tidak ada, saya mau buat yang baru, kata teman itu. Dan saya belum periksa. sekarang .” katanya

“Sebenarnya kita sudah lama memperhatikan masyarakat kita, kita sudah matang di beberapa pesta teman-teman di balai kota, kita juga sudah usulkan UPT museum dengan orang-orang ahlinya Pemcot.

Wali Kota Solo Daegu Frako Sain mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan aksara Jawa kepada kontraktor.

“Pak Bas yang kemudian digantikan di Pak Pupr tetap menawarkan masa baktinya kepada kontraktor,” kata Taegu saat ditemui di Balai Solo.

Taegu mengatakan ada tiga bahasa pada lambang tersebut: Inggris, Indonesia, dan Jawa. Menurutnya, kalimat bahasa Inggris diganti dengan frasa bahasa Jawa atau Indonesia.

“Nah, tulisannya bahasa asing dan ada bacaan lain yang tulisan jawanya tidak boleh hundi.

“Oleh karena itu, bahasa asing, Indonesia, dan Jawa.

Secara terpisah, Ketua PPK 3.5 wilayah Jawa Tengah Amy Eko Setiyavati mengatakan pihaknya sudah menghubungi penyedia layanan dan akan melakukan perbaikan.

Amy mengatakan, “Joglo saat ini sedang dalam pemeliharaan oleh penyedia layanan. Joglo Subway menghubungi penyedia layanan dan mereka mengatakan masih dalam pemeliharaan.”

________________

Artikel ini dimuat di ANBALI NEWSjateng. Video “Simpang Joglo Solo, Menhub: Pembangunan runway terdepan sesuai jadwal” (WKN/FEM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top