Jejak Seni Henk Ngantung di Museum Seni Rupa dan Keramik

Jakarta –

Gubernur DKI Jakarta (1964-1965) Hendrik Joel Hermanus Nhang atau Henk Nhang meninggalkan jejaknya di bidang seni. Karya-karyanya disimpan di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta Barat.

Sekitar 11 karyanya dipamerkan di museum ini, dan sketsa yang dibuatnya menggambarkan peristiwa sejarah di masa lalu. Dimas, Guru Besar Museum Seni Rupa dan Keramik, mengatakan, dahulu karena terbatasnya jumlah ahli fotografi, salah satu cara untuk mendokumentasikan peristiwa adalah dengan menggunakan sketsa atau gambar.

Sketsa ini juga dijadikan dokumentasi karena saat itu fotografi atau fotografer masih terbatas, makanya kita bisa mendapatkan dokumentasi melalui gambar, gambar, melalui sketsa seperti ini, kata Dimas kepada ANBALI NEWSTravel, Selasa (24 September 2024) secara langsung. . .

Salah satu karyanya adalah sketsa peristiwa Perjanjian Linggarjati tahun 1946. Dia kemudian bergabung dengan pers untuk menyaksikan acara tersebut.

Dimas menjelaskan karya Hank Nhang lainnya, seperti sketsa Patung Pembebasan Irian Barat yang kini berlokasi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

“Kami juga punya sketsa karyanya, salah satunya sketsa Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, lalu disetujui Presiden Soekarno, makanya katanya patung itu bisa dibuat,” kata Dimas.

“Sampai saat ini patung tersebut berdiri megah di Lapangan Banteng,” imbuhnya.

Sebelum menjadi gubernur, Henk Nunjung sudah aktif di dunia seni. Ia juga merupakan anggota PERSAGI (Persatuan Profesi Menggambar Indonesia). Pada tahun 1946, ia bersama Chairil Anwar, Rivai Apin dan beberapa seniman lainnya mendirikan perkumpulan seniman bernama Gelanggang Seniman Merdeka.

Selain karya Henk Nhang, masih banyak lukisan karya seniman lain seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh, Hendra Gunawan, Emiria Soenas, Dullah dan lain-lain.

“Kita punya sekitar 400 karya seni rupa, tapi lukisan yang kita pamerkan sekitar 90,” kata Dimas.

Museum Seni Rupa dan Keramik dibagi menjadi dua bagian, untuk koleksi seni rupa dan keramik. Pengunjung yang ingin melihat koleksi di sini hanya perlu membayar Rp5.000 untuk pelajar dan mahasiswa, Rp10.000 untuk umum, dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara.

Buka pada hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09:00 hingga 15:00 WIB. Museum ini juga memiliki kelas pembuatan tembikar yang bisa dicoba pengunjung dengan biaya Rp 50.000. Saksikan video “Kelas Tembikar dalam Suasana Hijau di Museum Seni Rupa dan Keramik” (upd/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top