Sosok Brian Armstrong, CEO Coinbase Berharta Rp 114 Triliun

Jakarta –

Brian Armstrong adalah salah satu orang paling terkenal dan populer di dunia investasi kripto. Pasalnya dia merupakan salah satu pendiri dan CEO Coinbase, salah satu platform pertukaran kripto terbesar di dunia.

Menurut Forbes, Armstrong mendirikan Coinbase di San Francisco bersama mantan pedagang keuangan Fred Ehrsam pada Kamis (10/10/2024) tahun 2012. Coinbase yang didirikannya kemudian mengambil alih bursa AS pada 14 April 2021 melalui penawaran langsung di Nasdaq.

Puncaknya, platform perdagangan kripto mencapai 100 miliar dolar AS atau 1.564,9 triliun (kurs Rp 15.649/dolar AS). Ini menjadikannya salah satu platform pertukaran kripto terbesar di dunia.

Di sisi lain, Armstrong dikabarkan memiliki sekitar 19% saham Coinbase. Alhasil, ia diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar $7,3 miliar atau sekitar Rp144,23 triliun.

Pada tahun 2023, Brian Armstrong masuk dalam daftar CEO dengan bayaran tertinggi di dunia. Di posisi keempat, Brian Armstrong akan mendapatkan gaji sebesar $680,9 juta atau Rs 11,19 lakh pada tahun 2023. Sedangkan gaji Brian Armstrong dibagi bulanan sebesar Rp932,6 miliar.

Sementara berdasarkan laporan CNN, disebutkan bahwa perusahaan tersebut mengakuisisi sebagian besar aset Brian Armstrong saat Coinbase terdaftar di bursa AS. Pasalnya sesaat setelah IPO, sekitar 40 juta saham perseroan langsung bernilai sekitar 16 miliar dollar AS (Rp 250,38 triliun).

Karena saat itu, Coinbase sendiri sudah memiliki pelanggan di lebih dari 100 negara, dengan aset platform lebih dari $25 miliar dan total volume perdagangan lebih dari $320 miliar.

Sebelum mendirikan Coinbase, pria berusia 41 tahun ini bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Airbnb selama sekitar satu tahun, dari tahun 2011 hingga 2012, ketika ia mendirikan pertukaran kripto.

Sebelumnya, Brian Armstrong menjabat sebagai CEO dan pendiri UniversityTutor.com, sebuah direktori bimbingan belajar online, selama hampir satu dekade. Ia memperoleh gelar master di bidang ilmu komputer dari Rice University. (fdl/fdl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top