Jakarta –
Sandra Dewi bercerita tentang permasalahan kulit yang dialaminya sejak tahun 2023. Hal itu diakuinya saat menjadi saksi dalam persidangan dugaan tindak pidana korupsi dan pencucian uang di Sistem Perdagangan Komoditas Timah (TPPU).
“Tahun 2023 Yang Mulia, saya masih menderita penyakit kulit, rosacea. Oleh karena itu, saya tidak dapat memenuhi kewajiban saya terkait rekomendasi tersebut,” kata Sandra Dewi kepada juri.
“Kalau sampai terulang lagi, muka saya akan perih, Yang Mulia,” jelas ibu dua anak ini.
Diakui Sandra Dewi, hal itu jelas berdampak pada pekerjaannya, apalagi harus memundurkannya. Dia terpaksa mengganti kehilangan dukungan beberapa kali karena kambuhnya rosacea. Nominal kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupee.
Akibat penyakit tersebut, Sandra Dewi pun memutuskan pergi ke Singapura untuk berobat. Penyakit apa ini?
Pakar kulit SpKK dr Ruri Diah Pamela menjelaskan, rosacea merupakan kondisi kronis yang relatif sulit diobati.
“Karena ini penyakit kulit kronis, saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkannya secara tuntas. Namun gejalanya bisa dikendalikan dengan pengobatan yang tepat,” jelasnya saat diwawancara ANBALI NEWS, Rabu (23 Oktober 2024).
“Kesulitan pengobatan muncul terutama pada kasus yang lebih parah atau jika pemicu seperti stres, makanan atau cuaca tertentu tidak dihindari. Setiap pasien mungkin memberikan respons yang berbeda terhadap pengobatan, sehingga kombinasi pendekatan yang dipersonalisasi dan beragam terapi sering kali diperlukan,” lanjutnya.
Bagi beberapa pasien, termasuk Sandra Dewi, juga dimungkinkan untuk memilih pengobatan di luar negeri, dengan asumsi pengobatannya akan lebih maju atau kompleks. Menurut dr Ruri, di Indonesia sendiri sudah banyak dokter yang bisa mengobati rosacea.
Faktor terpenting yang mempengaruhi pasien bepergian ke luar negeri untuk berobat diyakini adalah kenyamanan pribadi.
“Banyak dokter di Indonesia yang bisa mengobati rosacea, namun terkadang ada faktor lain yang menyebabkan pasien berobat ke luar negeri, seperti preferensi pribadi, tingkat kenyamanan atau keinginan untuk memiliki akses terhadap teknologi tertentu yang mungkin tidak banyak tersedia di Indonesia,” Ruri berlanjut. Dokter.
“Pengobatan rosacea memerlukan pemantauan jangka panjang, itulah sebabnya beberapa pasien lebih memilih untuk mencari opini kedua atau menggunakan metode pengobatan yang lebih canggih,” tutupnya. Tonton “Video: Sandra Dewi Ungkap Dia Menderita Rosacea Seumur Hidupnya” (naf/kna)