Jakacarta –
Pariwisata di Jawa Barat salah. Serangkaian pemerasan mengganggu bepergian ke Jawa Barat.
Kemarin bus wisata dilecehkan saat berlibur di Jawa Barat. Video viral, yang direkam oleh penumpang di bus, menyebutkan bus yang tiba -tiba terganggu oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Kedua orang ini dipaksa pergi dengan perjalanan bus ke restoran.
Meskipun ditolak dengan lancar, orang ini masih dipaksakan. Pada saat itu, korban ingin menyumbangkan uang ke PP. Namun, angka itu dianggap defisit dan para pelanggar memblokir kecepatan mobil sebelum mendapatkan uang sampai korban akhirnya menyumbangkan 100.000 RP.
Penarikan lagi pada akhir Januari, pemerasan itu juga menangani area wilayah masjid Al Abrabar. Rekanan parkir ilegal menyentuh harga parkir ilegal di depan area masjid.
Menanggapi pemerasan tanpa akhir ini, Chariato, Wakil Pembangunan dan Pembangunan Infrastruktur, mengimbau kesadaran warga akan pentingnya kenyamanan perjalanan ini.
“Sangat penting untuk kesadaran publik, yaitu komunitas. Jadi sejauh ini kami fokus pada peningkatan kualitas dan kapasitas masyarakat melalui rekan -rekan kami di Pokdarwi, karena juara lokal masyarakat adalah untuk desa pariwisata,” Chariato menanggapi pertemuan media, Jumat (7/2/2025))
Kasus pemerasan ini tidak hanya dalam pariwisata Java Western, tetapi banyak tujuan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari orang yang tidak bertanggung jawab ini. Tetapi Cemenapar mengakui bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk beroperasi.
“Tidak hanya di Jawa Barat, juga di beberapa daerah seperti kemarin di Lumayang dan yang lainnya. Sekali lagi, hukum penegakan hukum, penegakan hukum. Oleh karena itu, kami tidak memiliki wewenang untuk bertindak dan kriminal sebagai sipil.
Harry menambahkan tahap konkret untuk menanggapi koordinasi ini terhadap penegakan hukum.
“Salah satu konkret adalah bahwa kami memastikan bahwa petugas penegak hukum, terutama polisi melalui kerja sama saat ini dan untuk meningkatkan lagi,” pungkas. Lihat video “Pengli Suspension Video, Kemenper akan mengembangkan komunitas melalui Pokdwis” (WI/WSW)