Jakarta –
Nasib insentif mobil hybrid masih belum jelas hingga saat ini. Sebab meski tidak diresmikan, kebijakan ini tidak sepenuhnya ditolak pemerintah. Jadi bagaimana insentif terhadap hibrida akan berlanjut di masa depan?
Agustus lalu, Menteri Koordinator Airlangga Hartarto menegaskan pihaknya belum berencana memberikan insentif pada kendaraan hybrid. Namun dalam keterangannya, aturan tersebut tidak ditolak mentah-mentah.
Kemudian dia hanya mengatakan belum ada perubahan pada kebijakan mobil hybrid. Menurut dia, pembelian kendaraan masih berlaku dengan sistem yang berlaku saat ini.
Redaksi ANBALI NEWSOto dan awak media lainnya meminta konfirmasi kepada Menko Airlangga di wilayah Jakarta Pusat karena terkesan dengan kejelasan nasib insentif mobil hybrid. Namun lagi-lagi jawabannya masih terkesan “menggantung”.
“Sampai saat ini tanpa insentif penjualan cukup bagus,” jawab singkat Airlangga Hartarto saat ditemui usai konferensi Green Initiative yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/9).
Tidak puas dengan respon kami kembali meminta konfirmasi, apakah insentif ini benar-benar tidak akan pernah terkonfirmasi? Jawabannya terputus.
Masalahnya, penjualan (hibrida) pasti meningkat, katanya.
Oleh karena itu, banyak produsen mobil yang berharap pemerintah memberikan insentif berupa insentif hybrid untuk mendorong lesunya penjualan kendaraan roda empat. Salah satunya adalah Toyota yang memiliki banyak produk di kategori ini.
Sementara itu, Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia atau Periklindo dengan tegas menolak promosi kendaraan hybrid. Sebab, menurut mereka, kebijakan tersebut memperlambat transisi masyarakat ke mobil listrik. Tonton video “Golkar Alasan Airlangga Mundur dari Ketum: Supaya Pilkada Lebih Lancar” (sfn/torr)