Pulau Komodo Masyhur Sampai ke Ujung Dunia, tapi SMK-nya Tak Layak

Jakarta –

Pulau Komodo dan sekitarnya sangat digemari wisatawan dari seluruh dunia. Namun, ia terkejut ketika sekolah di daerah itu mengalami kekurangan.

Pulau Komodo yang berada di kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terkenal sebagai destinasi favorit wisatawan lokal maupun mancanegara. Ada ratusan ribu wisatawan yang berkunjung ke sana setiap tahun dan menghasilkan pendapatan puluhan miliar bagi negara.

Namun di balik banyaknya wisata pengungsi tersebut, kondisi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Restorasi Pulau Komodo sangat memprihatinkan. Sekolah kejuruan ini terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang guru. Pilar dan rangka lainnya, termasuk dinding, masih terbuat dari bambu. Beberapa dinding dan atap sekolah hanya menggunakan seng. Sedangkan lantai sekolah terbuat dari semen keras.

“Itu (lantai) semen, tapi rusak, kurang bagus,” kata Wakil Kepala SMK Restorasi Pulau Komodo, Saharil, Minggu (20/10/2024).

Ruang guru SMK Restorasi Pulau Komodo pun terlihat menyedihkan. Ruang guru sekolah tampak seperti bilik sederhana dengan lantai kotor dan tidak berdinding. Kursi di ruang guru terlihat sederhana dan terbuat dari bambu. Tidak ada meja di ruang guru. Guru terlihat memegang laptop yang mereka gunakan saat bekerja.

SMK Restorasi Pulau Komodo merupakan satu-satunya SMA yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo. Sekolah ini akan beroperasi mulai tahun ajaran 2022/2023. Saat ini memasuki tahun ketiga. Belum ada yang lulus sekolah.

Total siswa di SMK Restorasi Pulau Komodo dari kelas XI hingga XII berjumlah 148 orang. Sekitar 90 persen siswanya berasal dari Pulau Komodo. Beberapa di antaranya adalah pelajar dari pulau-pulau tetangga.

SMK Restorasi Pulau Komodo mempunyai tiga jurusan yaitu bidang usaha kuliner, perhotelan dan jasa pariwisata. Kegiatan belajar mengajar di SMK Restorasi Pulau Komodo dilaksanakan pada pagi dan sore hari. Dilakukan dua kali sehari karena keterbatasan ruang kelas. “Untuk kelas 2 pagi, dan kelas 1 sore,” kata Saharil.

“Anak-anak kelas 3 kini sudah enam bulan berlatih di Labuan Bajo,” lanjutnya.

SMK Restorasi Pulau Komodo memiliki 21 orang guru dan dua orang tenaga administrasi (TU). Namun, hanya satu guru yang berstatus aparatur sipil negara (ASN), yakni kepala sekolah. Beberapa guru dan TU masih berstatus honorer.

—Baca artikel selengkapnya di ANBALI NEWSBali Saksikan video “Sandiaga Uno soal Taman Nasional Komodo Ditinggalkan Pengelola” (msl/msl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top