Jakarta –
Sepasang calon gubernur Jakarta dan wakil gubernur no. 3 Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) rencananya hanya akan menerima lulusan SD pada bidang Pengelolaan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran di Jakarta.
“Kami punya kebijakan, tidak perlu ijazah untuk bekerja di PPSU. Tidak perlu ijazah SMA, bisa bekerja di SD. Karena PPSU hanya tim petugas kebersihan,” Rano. Karno, Jakarta, Minggu (6/10/2024) DKI Jakarta 2024 jelasnya pada debat pertama calon gubernur dan wakil gubernur.
Selain itu, pria yang akrab disapa Si Doel ini berencana mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) di Jakarta yang fokus pada berbagai bidang keahlian, khususnya terkait digitalisasi atau pemanfaatan teknologi komputasi. Sebab, menurutnya, banyak perusahaan di zaman modern yang membutuhkan tenaga ahli di bidang tersebut.
“Kita naikkan ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya SMA, dunia digital ini dunia yang bisa disentuh oleh anak-anak. Jadi kita bangun balai umum, akan ada BLK yang modern,” kata Rano Karno.
“BLK modern ini tidak hanya bisa menjadi tempat pelatihan mesin, tapi juga bisa terkomputerisasi. Banyak perusahaan swasta yang membuka sekolah animasi, saya tidak mau menyebutkannya, tapi departemen seperti itu banyak,” imbuhnya.
Dengan begitu, tenaga kerja Jakarta, khususnya pekerja Generasi Z, bisa mendapatkan pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan demikian, mereka dapat mewujudkan diri dan mengurangi tingkat pengangguran secara keseluruhan.
“Mungkin aneh bagi kita mendengar banyak anak Indonesia yang menjadi kreator animasi kelas dunia, bahkan di film Avatar ada hampir 18 anak Indonesia yang bekerja di Indonesia untuk menyuplai misalnya Disney,” ujarnya.
“Anak-anak Gen Z adalah populasi yang sangat besar yang dapat dikembangkan, kita hanya perlu memberi mereka keterampilan. Itu sebabnya sangat penting untuk memiliki hotline 24 jam sehingga mereka bisa mendapatkan saran tentang apa yang harus dilakukan, apa yang harus dilakukan.” Saya harap arah ini tidak berdampak buruk bagi Gen Z,” kata Rano Karno (das/das).