Jakarta –
PERDANA MENTERI BUMN Erick Thohir rupanya pernah menghadapi kasus perundungan saat masih duduk di bangku SMA. Hal itu diungkapkannya saat ingin melanjutkan Yayasan BUMN.
Erick bercerita, saat duduk di bangku SMA, ia pernah menghadapi kasus perundungan. Hal ini terjadi karena Erick merupakan murid yang fleksibel.
Aku baru saja keluar dari SMA Cikini untuk belajar di SMA 3. Putih, putih kan? Wah, dia anak baru. Aku punya teman satu kelas,” kata Erick. dalam acara dengar jiwa, di Posbloc, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2024).
Saat itulah Erick dipanggil dan pergi ke tempat yang sepi. Di sana, Erick di-bully. Namun, dia enggan menyebutkan bagaimana cara menangani masalah tersebut. Menurutnya, upaya yang dilakukan saat itu tidak layak untuk ditiru.
“Kami dipanggil ke lokasi, kami dikepung, kami ditindih. Saya tidak bilang pukul, pop saja, ujung-ujungnya kami disiksa. Maksud saya bukan berkelahi, itu bukan contoh yang baik. Ya, tapi itu adalah waktuku,” jelasnya.
Berdasarkan hal tersebut, Erick tak suka dengan kasus perundungan. Ia juga tidak ingin menjadi pemimpin yang suka berbuat jahat, namun ingin berpelukan.
“Saya pemimpin, menurut saya saya bukan pemimpin yang suka pelecehan, tapi saya terima, saya kooperatif dan kalau ada masalah pelecehan saya lawan,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, dengan Yayasan BUMN yang fokus membantu di masa krisis COVID-19. Saat ini Yayasan BUMN sedang berkembang untuk membantu kesehatan ibu dan anak serta kesehatan mental.
Dia mengatakan fokus pada kesehatan mental dimulai di perusahaan milik negara. Bahkan kantor BUMN pun memiliki ruangan yang dirancang untuk berada di sana jika terjadi gangguan kesehatan mental.
“Itu ide yang menurut saya harus kita coba bantu, salah satunya mungkin kita belum tahu rencananya seperti apa. Soal bisa datangnya mobil ke sekolah, akan dimudahkan dengan adanya pembinaan dan ini harus ditetapkan. dengan hati-hati,” tambahnya.
Tonton Video: Penindasan di dunia akademis membuat Anda merasa tidak nyaman
(terhormat/terhormat)
