Disfonia Fungsional, Penyakit Suara Serak yang Harus Diwaspadai

Jakarta –

Disfonia fungsional adalah penyakit atau kondisi yang ditandai dengan suara serak. Seringkali penyakit ini bukan merupakan masalah serius.

Namun, kondisi ini merupakan tanda penyakit serius lainnya. Penyanyi Jepang, Sayuri, menderita disfonia fungsional dan meninggal pada usia 28 tahun.

Baca artikel ini untuk mengetahui lebih jauh apa itu disfonia fungsional, gejalanya, penyebab atau penyakit terkait, cara mengobati dan mencegahnya.

Dikutip dari website University of Michigan Health, Dysphonia adalah istilah medis untuk gangguan suara. Namun disfonia fungsional adalah kelainan kualitas suara yang buruk tanpa adanya masalah fisik, neurologis, atau organik lainnya yang memengaruhi laring atau kotak suara.

Disfonia fungsional lebih sering terjadi pada wanita berusia di atas 40 tahun. Ada dua jenis disfonia fungsional, yaitu: disfonia hipofungsional, yang disebabkan oleh penutupan pita atau lipatan suara yang tidak sempurna, yang disebabkan oleh penggunaan otot laring yang berlebihan dan terkadang penggunaan pita suara yang salah dalam bersuara. Gejala disfonia fungsional.

Menurut situs Klinik Cleveland, gejala umum disfonia meliputi: Suara yang terdengar seperti Anda kesulitan berbicara, atau suara tersebut lebih keras atau lebih rendah dari biasanya.

Gejala-gejala di atas sebaiknya tidak terlalu serius. Namun jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau menelan, sebaiknya konsultasikan ke dokter jika tumor leher Anda sudah hilang sepenuhnya. Penyebab dan penyakit terkait disfonia fungsional

Disfonia fungsional sering kali terjadi saat Anda lebih sering menggunakan suara dan kondisi ini membaik dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena adanya masalah pada pita suara dan laring (kotak suara).

Masalah yang mempengaruhi pita suara dan laring antara lain: 1. Perubahan kebiasaan

Disfonia dapat terjadi bila terjadi perubahan kebiasaan menggunakan suara, seperti berteriak, berbicara panjang lebar, bernyanyi dengan keras 2. Usia

Seiring bertambahnya usia, pita suara kita menjadi lebih tipis dan lemah. Itu juga dapat memengaruhi suara Anda. Radang tenggorokan

Laringitis adalah penyebab umum disfonia. Bisa disebabkan oleh alergi, infeksi saluran pernapasan atas, atau infeksi sinus yang menyebabkan pembengkakan pita suara. GERD

GERD atau penyakit asam lambung kronis terjadi ketika asam lambung kembali naik ke tenggorokan. Terkadang asam lambung dan pita suara bisa meningkat dan ini disebut laryngopharyngeal reflux (LPR). Masalah pita suara

Beberapa masalah pita suara yang dapat menyebabkan disfonia antara lain pendarahan atau pecahnya pembuluh darah pada pita suara sehingga menyebabkan jaringan otot terisi darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara, dimana salah satu atau kedua pita suara tidak dapat membuka atau menutup. Sel-sel non-kanker muncul.

Masalah suara terjadi ketika sel-sel non-kanker muncul dalam bentuk nodul, polip, papiloma, dan kista yang tumbuh di pita suara atau laring. Jenis disfonia lainnya

Masalah suara serak ini mungkin berhubungan dengan jenis disfonia lain, seperti disfonia spasmodik atau gangguan bicara neurologis kronis.

Ketegangan otot menyebabkan disfonia, suatu kondisi ketika cedera leher, bahu, atau dada membebani pita suara dan otot. Penyakit dan gangguan neurologis

Penyakit saraf seperti stroke atau Parkinson dapat mempengaruhi bagian otak yang mengontrol otot-otot di laring sehingga menyebabkan suara serak. Penyakit ini serius karena dapat menyebabkan kematian.9. Kanker

Alasan terakhir adalah penyakit kanker yang pastinya sangat berbahaya. Kanker yang terkena dampaknya adalah kanker laring, kanker paru-paru, dan kanker tenggorokan

Pengobatan disfonia fungsional mungkin berbeda-beda tergantung penyebab atau penyakit terkait. Berikut beberapa cara untuk mengobatinya: Pendarahan akibat ketegangan vokal atau otot: Istirahatkan suara Anda atau lakukan terapi suara dengan ahli patologi bahasa wicara: Minum obat farmasi atau dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik untuk infeksi bakteri Tenggorokan: Antibiotik atau kortikosteroid. Nodul vokal, kista dan polip, atau papiloma: pembedahan dan/atau terapi suara. Kanker atau penyakit saraf: Penyedia layanan kesehatan mengobati sesuai dengan diagnosisnya. Pencegahan disfonia fungsional

Disfonia atau suara serak kadang muncul sehingga tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko disfonia, antara lain: menghindari perokok pasif dan tidak menggunakan pelembab ruangan. Hindari makanan pedas yang menimbulkan kebisingan, seperti berbicara lama, berbicara keras, atau menggunakan pengeras suara agar tidak perlu berteriak.

Oleh karena itu, itulah gambaran disfonia fungsional dengan gejala suara serak. Berhati-hatilah jika gejala tidak segera membaik, karena hal ini mungkin berhubungan dengan keganasan. Simak video “Video: BPOM tarik kembali jajanan Liaoning asal China yang terkontaminasi bakteri” (bai/inf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top