Jakarta –
Kementerian Pertanian mengungkap alasan pemerintah perlu mengimpor hewan ternak. Diperkirakan 1,3 juta ekor sapi akan diimpor pada masa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Wakil Menteri Pertanian (Wamantan) Sodaryono mengatakan impor ini sebagian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan program pangan bergizi gratis (MBG). Ia menegaskan, bukan berarti pemerintah meninggalkan peternak lokal dan memilih impor.
“Tolong jangan terkecoh karena sepertinya kita menelantarkan masyarakat dan peternak ya. Lalu kenapa harus impor ya, kita punya peternak lokal,” kata Sudaryono, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (10/10/10). ).
Sudaryono menjelaskan, Indonesia mempunyai kebutuhan susu yang sangat besar. Oleh karena itu, jika Indonesia tidak mengimpor ternak hidup maka akan sulit memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kalau tidak membawa ternak hidup, mungkin butuh ratusan tahun agar ternak bisa berkembang biak dengan cukup. Populasi kita 270 juta orang, dan jumlah ternak yang kita punya 12 juta, itu tidak cukup,” ujarnya.
Ia juga menilai, di antara produk pangan yang rutin dikonsumsi masyarakat Indonesia, daging dan susu merupakan produk yang paling jauh dari swasembada. Menurutnya, tidak ada cara lain untuk mencapai swasembada selain memperbanyak jumlah ternak hidup.
“Jadi kalau ada masyarakat yang menentang impor, kalau kita tidak impor ternak hidup, kita selalu impor dan impor daging, konsumsi susu ,” jelasnya. “Jadilah mitra, ya, sudah dilakukan.” “Itu di Greenfields, dan ada perusahaan lain yang sudah melakukan itu.”
Sudaryono mengatakan saat ini ada lebih dari 46 perusahaan yang siap mengimpor ternak. Perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan lokal hingga koperasi. Dari jumlah tersebut, total komitmen impor yang diterima sebesar 1,3 juta ekor hewan ternak.
“Kalau impornya berubah, itu terserah perusahaan. Ya tentu ada ide untuk mendapatkannya dari negara yang iklimnya sama, lebih baik kan Meksiko, Brazil, dan sebagainya.
Saat ini, komitmen tersebut terus berlanjut. Kementerian Pertanian membantu proses perizinan dan penyiapan lahan untuk beternak. (keraguan/lunas)