Badai Krisis Menerjang Boeing!

Jakarta –

Pada tahun 2024, maskapai penerbangan asal Amerika Serikat (AS) masih akan menghadapi tantangan. Krisis di Boeing mencakup berbagai masalah, mulai dari masalah keuangan hingga hubungan perusahaan-karyawan.

Persoalan ini jelas menjadi perhatian Boeing. Dirangkum ANBALI NEWS, berikut tiga persoalan yang kini dihadapi salah satu produsen pesawat terbesar dunia itu.

1. Terus memperlihatkan para pekerja Pekerja Boeing melakukan pemogokan besar-besaran pada Selasa lalu di Seattle, AS. Para pengunjuk rasa menuntut upah yang lebih tinggi, sehingga memberikan tekanan lebih besar pada CEO baru Boeing, Kelly Ortberg.

Meningkatnya pemogokan dan pemogokan menyebabkan Boeing menghadapi krisis keuangan yang serius. Ratusan pekerja yang melakukan protes memenuhi kantor pusat Boeing di kota tersebut.

Menurut Reuters, pada Rabu (16/10/2024), sekitar 33.000 pekerja Boeing telah melakukan pemogokan sejak 13 September. Mereka meminta kenaikan upah sebesar 40 persen selama empat tahun dan menghentikan produksi pesawat terlaris Boeing 737 MAX dan 767 dan 777.

“Kami ingin manajemen Boeing mengetahui bahwa kami kuat dan bersatu, dan bahwa taktik menakut-nakuti mereka tidak akan berhasil,” kata Matthew Wright, 52, seorang teknisi listrik 767 line.

2. Ingin memberhentikan 17.000 pekerja Boeing telah mengumumkan rencana untuk memberhentikan 17.000 pekerja, atau setara dengan 10% tenaga kerja globalnya. Pasalnya, perusahaan mengalami kerugian akibat mogok kerja selama satu bulan.

CEO Boeing Kelly Ortberg telah mengumumkan PHK besar-besaran untuk membalikkan keadaan perusahaan, setelah pemogokan 33.000 pekerja di Pantai Barat AS menghentikan produksi pesawat 737 MAX, 767 dan 777.

“Dalam beberapa bulan mendatang, kami berencana mengurangi total tenaga kerja sebesar 10 persen. Pengurangan ini akan mencakup manajer, eksekutif, dan karyawan,” kata Ortberg dalam sebuah pernyataan. dalam pesan. ) besok.

Pemogokan yang sedang berlangsung juga telah menunda pengiriman pertama jet 777X kepada Boeing dalam setahun dan diperkirakan akan mengalami kerugian sebesar $5 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024.

Perubahan besar ini merupakan langkah Ortberg yang mulai menjabat pada Agustus 2024. Ia berjanji akan memulihkan hubungan dan persatuan dengan para pegawainya.

3. Peningkatan utang Boeing juga berencana meminjam uang sekitar 10 miliar dollar AS atau 155,41 juta dari bank-bank besar. Pinjaman ini dikeluarkan Boeing pada saat perusahaan tersebut sudah memiliki utang jangka panjang ratusan miliar dolar.

Seperti dilansir CNN, Rabu (16/10/2024), perseroan memutuskan mengajukan pinjaman karena berbagai kendala, mulai dari penurunan penjualan pesawat akibat berbagai kecelakaan sebelumnya, hingga penangguhan penerbangan. Karena adanya pemogokan yang dilakukan oleh para pekerja maskapai penerbangan.

Isu pengajuan pinjaman dari berbagai bank muncul dalam pengajuan pinjaman yang diajukan pada Selasa (15/10) pagi waktu setempat. Permintaan pinjaman tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk mengumpulkan $25 miliar atau $388,52 juta.

Selain pinjaman, Boeing berencana menggalang dana dengan menjual sahamnya. Namun, jelas bahwa mengajukan pinjaman dan menjual saham tidak akan mudah mengingat nilai kredit perusahaan semakin hari semakin merosot ke level terendah.

Menurut pemberitaan, utang Boeing saat ini telah meningkat selama enam tahun terakhir sebesar lebih dari 33 miliar dolar AS atau kerugian operasional 512,85 juta.

Sedangkan utang jangka panjang Boeing tercatat sebesar USD 53 miliar (Rs 823,67 juta) pada akhir Juni 2024, naik dari USD 10,7 miliar pada akhir Maret 2019. Meningkatkan tingkat kepercayaan kepada perusahaan untuk membayar utang tersebut.

(ily/rd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top