Harga Emas Cetak Rekor Berkali-kali Akhiri Tren Deflasi RI

Jakarta –

Inflasi Indonesia sebesar 0,08% pada Oktober 2024. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Edininggar Vidyasanti mengatakan, penyumbang inflasi terbesar pada Oktober berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa-jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 0,94% sehingga menyumbang inflasi sebesar 0,06%.

“Penyebab utama inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06%,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (11/1/2024).

Dampak kenaikan harga emas di pasar komoditas internasional selama Oktober diperkirakan juga terlihat di pasar dalam negeri. Seperti diketahui, harga emas berulang kali mencapai rekor tertinggi di bulan Oktober.

Selain itu, harga beras dengan lauk pauk, kopi bubuk, dan minyak goreng menjadi penyumbang inflasi yang besar.

“Komoditas lain yang memberikan sumbangan inflasi antara lain daging ayam ras yang mengalami inflasi 0,04%, bawang merah yang mengalami inflasi 0,03%, tomat yang mengalami inflasi 0,02%, beras dan lauk pauknya, kopi bubuk, minyak goreng, persediaan ayam giling dan ayam kampung. Tiap butir telur menyumbang inflasi sebesar 0,01%,” jelas Amalia.

Inflasi yang tercatat pada bulan Oktober mengakhiri tren deflasi Indonesia dalam lima bulan terakhir. Walaupun 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, provinsi-provinsi lainnya mengalami deflasi. Maluku mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,65%. Sementara itu, Deflasi terparah terjadi di Maluku Utara sebesar 1,05%.

Tonton Video: Analisis Harga Emas

(ed./ed.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top