Jakarta –
Badai bencana kembali melanda industri otomotif dunia. Kali ini, raksasa otomotif Jepang Nissan mengumumkan PHK besar-besaran dan pemotongan gaji bagi para eksekutif puncak.
Reuters dan NY Times melaporkan pada Jumat (8/11), Nissan akan memberhentikan 9.000 pekerjanya. Angka tersebut merupakan 6,7 persen dari angkatan kerja dunia (133.580 orang).
Tak hanya itu, Nissan memangkas 20 persen kapasitas produksi di pabriknya dan memangkas separuh pendapatan Makoto Uchida sebagai chief executive officer (CEO) perusahaan!
Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis pada Kamis (7/11), situasi tersebut disebabkan oleh penjualan global, terutama di Amerika Utara, China, dan Jepang. Faktanya, keuntungannya turun 90 persen antara April dan September 2024.
Seperti pabrikan lain, seperti Ford Motor Company di Amerika Serikat dan Volkswagen di Jerman, Nissan kesulitan mempertahankan preferensi konsumen yang bergerak cepat di beberapa pasar otomotif dunia.
Di Tiongkok, kemunculan merek seperti BYD menggusur banyak produsen mobil tradisional, seperti Volkswagen dan Ford, yang telah lama mendominasi wilayah setempat. Sungguh gila kalau BYD bisa menawarkan mobil terjangkau dengan teknologi canggih.
“Mengingat perubahan pasar yang cepat, kami tidak dapat memungkiri bahwa rencana penjualan kami berlebihan. Hal ini menunjukkan bahwa kami tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan tepat waktu,” kata Uchida.
Kondisi ini tentu menjadi beban bagi Uchida dan timnya. Dia menegaskan, beberapa pejabat perusahaan juga akan melakukan pemotongan gaji pada Oktober 2024.
Nissan sudah cukup lama menjalin kemitraan untuk mengelola bisnisnya, termasuk dengan Honda dan beberapa nama lainnya. Tonton video “Tesla berencana memangkas 400 pekerjaan di Jerman” (sfn/sfn)