Jakarta –
Prabowo Subianto mengabarkan Kabinet Merah Putih termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak kompak. Ada aspek positif dan negatif dari pemisahan kementerian.
Di Kabinet Merah Putih, dipercaya Menteri Pariwisata Vidyanti Putri Wardhan, Menteri Ekonomi Kreatif, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefki Harsya. Setiap wakil menteri membantu. Ni Luh Puspa bersama Vidyanti, Irene Umar dari Teuku Riefki.
Sekolah Vokasi Program Bisnis Pariwisata dan Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Husnul Bayu Aji mengatakan, pembagian kedua kementerian itu ibarat dua sisi mata uang.
Husnul mengatakan saat diwawancarai “ANBALI NEWSTravel” pada Selasa (22/10/2024) “Menurut saya, pemisahan ini ada dampak positif dan negatifnya. Saya berharap dengan dampak positifnya, masing-masing kementerian bisa lebih fokus pada bidangnya masing-masing” .
Khusnul mengatakan, sisi positif dari pemisahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Kementerian Pariwisata No. Ia menjelaskan, pihaknya bisa lebih memperhatikan empat pilar pengembangan pariwisata sesuai amanat undang-undang. ; 2) industri pariwisata; 3) pemasaran pariwisata; dan 4) lembaga pariwisata.
Sementara Kementerian/Badan Ekonomi Kreatif bisa lebih leluasa mengelola dan mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif. Saat ini Kemenparekraf harus menyadari bahwa permasalahan antara pilar pembangunan pariwisata dan pengembangan subsektor ekonomi kreatif memiliki kesamaan, terutama dari segi program.
Senada dengan itu, Intan Purvandani, dosen sekaligus peneliti kajian pariwisata Universitas Gadjah Mada, juga menilai pembedaan tersebut ada plus minusnya.
“Saya kira pemisahan Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pariwisata ini ada sisi positif dan negatifnya. Tentunya sebagai pihak yang fokus di bidang pariwisata, pemisahan ini mempunyai peluang positif dalam hal kemungkinan meningkatkan fokus penelitian manajemen di bidang pariwisata. masing-masing sektor,” ujarnya.
“Walaupun terdapat banyak keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi kreatif, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata itu sendiri merupakan sektor yang mandiri baik ruang lingkup maupun ruangnya, sama halnya dengan ekonomi kreatif.”
Makanya saya melihat kesenjangan ini sangat optimis, bisa menjadi indikator keseriusan pemerintah, indikator awal ya, untuk lebih memperhatikan dinamika di setiap sektor dan punya modal untuk mencari solusi yang lebih dalam. fokus pada permasalahan yang muncul di masing-masing sektor,” ujarnya.
Di sisi lain, Intan mengingatkan pembagian kementerian sudah efisien dari sisi anggaran. Persoalan pembagian administrasi juga akan menyita waktu kerja masing-masing kementerian.
“Tentu sisi negatifnya adalah potensi permasalahan efisiensi di masa depan. Inefisiensi peningkatan APBN pada dua lembaga yang semula satu dan kini menjadi dua lembaga besar.”
Belum lagi kemungkinan sulitnya kerja sama kelembagaan, karena menyangkut dua lembaga besar. Kalau ada kerja sama untuk menyelesaikan permasalahan terkait pariwisata dan ekonomi kreatif, saya berharap kedua divisi ini tidak terlalu menghambat produktivitas sehingga kita bisa bekerja. Bersama-sama permasalahan yang berkaitan dengan pariwisata akan terselesaikan,” ujarnya.
Video: Profil Vidyanti Putri Wardhana Putri Konglomerat Tambang Jadi Menteri Pariwisata (fem/fem)