Jakarta —
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk yang memperkaya kesehatan. Faktanya, masih banyak ditemukan produk palsu di pasaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika digunakan terus menerus.
Diāna Putri Anggraveni, Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika BPOM mengungkapkan, penggunaan suplemen kesehatan palsu dalam jangka panjang bahkan dapat berdampak pada kesehatan ginjal dan hati.
“Jadi karena kita mengkonsumsinya setiap hari, kalau tidak melihat pantangannya maka produk itu palsu, pasti lama-lama masuk ke dalam tubuh, menumpuk, bisa menyebabkan kanker, penyakit ginjal atau, misalnya. Misalnya kerusakan liver biasa,” kata Diana saat diwawancara ANBALI NEWSC di kantor BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024).
Diana menemukan, ciri-ciri suplemen kesehatan palsu terlihat dari produk dan kemasannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa kemasan sebelum membeli suplemen kesehatan.
Salah satu ciri suplemen kesehatan palsu yang terlihat pada kemasannya adalah tulisan pada label bahannya tidak lengkap. Selain itu, produk kesehatan palsu biasanya tidak memiliki nomor izin edar dari BPOM.
“Jadi labelnya harus memuat informasi minimal yang seharusnya sudah ada pada produk, lalu pastikan ada nomor izin edar dan tanggal kadaluwarsanya,” jelas Diana.
Produk suplemen palsu juga biasanya berkualitas rendah. Salah satunya adalah warna pil suplemen mungkin mulai memudar atau mudah pecah bahkan setelah kemasannya dibuka.
Kalau produknya misalnya tablet, ada yang pecah. Saat dibuka ternyata sudah pecah, mudah rapuh. Itu juga harus menjadi perhatian,” ujarnya. Tonton video “Video: Kepala BPOM Bicara Tujuan Ketahanan Pangan 2030” (avk/kna)