Jakarta –
Menteri Penanaman Modal dan Promosi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosen Roslani menjelaskan, nilai penanaman modal asing yang masuk ke ‘Pintuna’ RI hingga September 2024 telah mencapai Rp 654,4 triliun. Nilai tersebut mencakup 51,88% dari total investasi Indonesia sebesar Rp 1.261,43 triliun.
Alhamdulillah kali ini kita investasi pada kuartal III Januari-September 2024 sebesar Rp1.261,43 triliun atau sekitar 76,45% dari target yang dicanangkan Presiden yakni total Rp1.650 triliun, kata Rosen di Komisi XII. DPR RI, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
“Pangsa Penanaman Modal Asing (PMA) sedikit lebih tinggi yakni sebesar Rp654,4 triliun atau 51,88%, sedangkan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar Rp607,03 triliun,” jelasnya.
Dari pelaksanaan penanaman modal asing; Rosen menyebutkan ada lima negara dengan investasi tertinggi pada periode Januari hingga September 2024. Singapura tetap berada di posisi teratas dengan total investasi di Indonesia sebesar $14,35 miliar atau Rp 228,81 triliun (IDR 15.945/dolar AS).
“Kalau dilihat dari negara mana saja yang berinvestasi, Singapura masih mendominasi lima besar. Dalam 10 tahun terakhir, Singapura selalu menjadi investor atau penanaman modal asing langsung (foreign direct investment) terbesar ke Indonesia. Bulannya 14 dan 35 miliar dolar AS,” jelas Rosen. .
Lebih lanjut, Rosen menyebutkan investasi terbesar kedua di Indonesia pada Januari hingga September 2024 berada di Hong Kong dengan total US$6,06 miliar atau setara Rp96,62 triliun.
Tiongkok menjadi negara ketiga yang mendukung pelaksanaan investasi di Indonesia. Negeri Tirai Bambu ini mencatatkan investasi sebesar USD 5,78 miliar atau Rp 92,16 triliun di Indonesia hingga kuartal III 2024.
“Kemudian Hong Kong (investasi di Indonesia) sekitar US$6,06 miliar. Bahkan saat itu, Tiongkok telah memisahkan Tiongkok dari Hong Kong. Satu perkiraan sekitar $5,78 miliar,” katanya.
Sementara itu, negara lain yang mendukung pelaksanaan investasi di Indonesia, yakni Amerika Serikat (AS) dan Malaysia tercatat masing-masing memberikan dana sebesar US$ 2,82 miliar atau 44,96 triliun rupiah. USD 2,72 miliar atau Rp 43,37 triliun.
Amerika Serikat menyusul dengan $2,82 miliar dan Malaysia dengan $2,72 miliar. (fdl/fdl)