Jakarta –
Karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sitex angkat bicara mengenai situasi perusahaan. Pabrik Sritex dikabarkan kehabisan peralatan dan banyak mesin yang berhenti bekerja.
Menurut koordinator serikat pekerja Sritex, Slamet Kaswanto, belum diketahui nasib para pekerja setelah 45 hari bangkrutnya Sritex. Bahkan, menurut dia, lembaga tersebut kini telah memblokir rekening bank perusahaan tersebut.
“Tetapi yang ditunggu para buruh saat ini adalah, di hari ke-45 setelah keputusan membuang-buang uang, belum ada tanda-tanda orang tidak akan bekerja, bahan baku di pabrik perlahan habis, mesin dan banyak yang berhenti bekerja. . , produksi terhenti, dan masa depan pekerja masih belum diketahui,” ujarnya.
“Bisakah kita mengabaikan informasi yang kita terima bahwa aparat keamanan memblokir rekening bank? Lalu bagaimana dengan pembayaran gaji kita,” ujarnya.
Menurut Slamet, Kementerian Tenaga Kerja menyatakan siap menjadi perantara antara Sritex dan pengelola terkait kelanjutan aktivitas perusahaan. Namun proses pelunasan tersebut tidak terlaksana karena pihak patron mencabutnya.
Mengetahui hal tersebut kami sangat kecewa, kami sungguh kecewa kepada pengelola, masa depan puluhan ribu buruh dipermainkan tanpa makna. Dan kami ingin sampaikan kepada pemerintah untuk lebih memikirkan pekerjaan kami, ujarnya. mendengarnya. Membanting.
Ia yakin jika situasi ini terus berlanjut, maka akan menjadi kartu merah bagi pemerintahan pertama Presiden Prabowo Subianto. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya penghentian sementara kerja (PHK) semakin besar akibat kegagalan negara terhadap oknum yang menurut Slamet merusak industri atas nama hukum.
Slamet tetap berharap Prabowo fokus pada masa depan pekerja Sritex. Ia berharap para pekerja tetap bekerja agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Ia juga mendengar ada kemungkinan PLN memutus aliran listrik karena memblokir pengelola rekening. Slamet kemudian mengungkapkan kemarahannya kepada manajernya karena melihat situasi seperti itu bisa memperumit masalah.
“Ini membuat kami marah dan keadaan akan semakin parah. Apakah yang membunuh pekerja Sritex akan tercatat sebagai pengawal yang mengelola bangkrutnya Sritex, jika kami tidak segera memberikan konfirmasi mengenai aliran kekhawatiran tersebut,” ujarnya.
Slamet mengatakan, banyak permasalahan yang dihadapi pekerja Sritex sejak putusan Pengadilan Niaga Semarang atas kasus penggelapan. Para karyawan kaget karena sebelum dinyatakan pailit, sistem produksi perusahaan berjalan seperti biasa.
“Tidak ada alasan untuk membuat mereka menderita, karena yang mereka anggap perusahaan tenggelam, menutup perusahaan, memecat, mundur, itu bukan pilihan bagi siapa pun, karena kenyataannya mereka semua hanya ingin bekerja, pertahankan bekerja. untuk bersatu, dan terus membiayai mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah melakukan upaya perlawanan dengan mengajukan pengaduan. Pemerintah pun mewaspadai dan menyatakan siap membantu Sritex yang disambut baik oleh para pekerja.
Saksikan video Menteri Tenaga Kerja Menjelaskan Alasan Pemecatan Sritex: Kelalaian
(ily/hns)