Fakta-fakta ‘Jam Koma’, Kata Siapa Cuma Gen Z yang Mengalami?

Jakarta –

Coma Hour menjadi topik hangat, terutama di kalangan Gen Z. Jam koma adalah istilah yang sulit untuk didefinisikan, tetapi mengacu pada suatu kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah sehingga sulit berkonsentrasi atau melakukan aktivitas normal. Mereka tidak tidur

Fenomena ini seringkali dikaitkan dengan kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh kebiasaan buruk, seperti kurang istirahat, terlalu banyak berpikir, atau penggunaan media sosial yang berlebihan.

Namun perlu diketahui bahwa jam tangan koma bukanlah masalah yang hanya dialami oleh kelompok tertentu, bukan hanya Gen Z saja yang mengalaminya.

Meskipun sebagian besar dikaitkan dengan Gen Z, tren jam tangan kognitif dapat memengaruhi siapa saja.

Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, topik tersebut semakin populer seiring dengan semakin aktifnya Gen Z berbagi pengalaman melalui media sosial, sehingga jam tangan koma semakin marak dan kerap dianggap tren baru. Terlalu banyak hype dan overhype di media sosial.

Salah satu penyebab utama hilangnya ingatan adalah terlalu banyak berpikir. Pikiran yang terus-menerus gelisah membuat tubuh sulit beristirahat dengan baik.

“Gen Z cenderung berpikir terlalu banyak. Otak kirinya sangat aktif dan sangat berkembang, lalu otak kanan saja tidak cukup, kontrol emosinya tidak cukup. Itu membuat mereka kehilangan fokus dan koma,” kata Rozdiana, saat dihubungi ANBALI NEWS. Rabu (23/10/2024).

Selain itu, penggunaan media sosial dalam waktu lama juga berdampak buruk, karena waktu menatap layar sering kali mengurangi waktu istirahat yang seharusnya digunakan untuk memulihkan energi.

Kurang tidur dan kebiasaan bekerja tanpa henti merupakan faktor lain yang menyebabkan sulit tidur malam.

“Tidur lebih lama belum tentu menjadi hal yang biasa, kalau kita tidur pagi dan bangun kesiangan, percuma saja, karena otak sudah bekerja dan tubuh sudah bekerja,” jelas Rozdiana

Tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk pulih, sehingga energi terkuras dan tingkat konsentrasi serta produktivitas menurun.

Selain itu, kekurangan cairan mempengaruhi munculnya jam-jam kesadaran. Tubuh yang mengalami dehidrasi akan lebih cepat merasa lelah, kehilangan fokus, dan kesulitan mempertahankan energi sepanjang hari.

“Minumlah banyak air karena tidak membutuhkan cairan untuk fokus dan terbakar,” kata Veronica, psikolog, saat dihubungi Datekcom, Rabu (23/10/2024).

Langkah penting dalam menjaga tubuh tetap bersih dan waspada adalah dengan memastikan Anda minum cukup air setiap hari.

Berikutnya: Itu Ilegal Tonton video “Video: Gen Z Berbicara Tentang Betapa Mudahnya Depresi” (atas/atas).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top