Jakarta –
Pabrik mafia perawatan kulit di Bandung, Jawa Barat baru-baru ini menghebohkan media sosial. Pabrik tersebut disebut-sebut merupakan mafia yang mengedarkan produk perawatan kulit blue label ilegal yang dapat membahayakan kesehatan.
Menyusul kejadian tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memutuskan untuk menghentikan sementara produksi dan peredaran kosmetik.
Menanggapi ditemukannya produk perawatan kulit label biru palsu, pakar kulit Dr. I Nyoman Dharma, SpKK (K) menjelaskan beberapa efek samping serius yang timbul akibat penggunaannya. Perawatan kulit label biru ilegal seringkali menyalahgunakan hidrokuinon dan steroid.
Meski kedua zat ini bukan obat terlarang, namun hidrokuinon dan steroid sebaiknya digunakan dengan resep dan pengawasan dokter. Penggunaan hidrokuinon dosis tinggi, terutama di atas 5% dan penggunaan jangka panjang, memiliki risiko terjadinya iritasi.
Soalnya kalau dipakai dalam jumlah banyak, kata orang seperti kepiting rebus, muka jadi merah, setelah iritasi mereda kulit jadi hitam atau terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi. Jadi bagi yang belum, awalnya flek itu semua kayak flek hitam,” Minggu (13/10/2024) saat dihubungi ANBALI NEWS dr.
Penggunaan hidrokuinon dalam jangka panjang dapat menimbulkan flek hitam bahkan kebiruan pada wajah hingga menyebabkan okronosis. Kondisi ini sangat sulit untuk diobati.
Selain itu, penggunaan kortikosteroid yang tidak tepat juga sering ditemukan pada label biru perawatan kulit palsu. Meski Anda akan mendapatkan hasil instan dengan kulit putih, namun efek sampingnya tidak sebanding.
“Banyak orang membeli label biru bukan karena harganya, tapi karena efeknya. Efek penggunaannya akan jauh berbeda dengan perawatan kulit biasa. Ibarat meminum paracetamol saat kita sedang demam. , efek ini pasti akan lebih efektif karena masyarakat di Indonesia masih membutuhkan hasil yang lebih cepat,” ujarnya. Simak Video: BPKN RI Respons Kelebihan Bahan Perawatan Kulit (kna/kna)