Jepang Mau Bantu Makan Bergizi Gratis hingga Hilirisasi RI

Rawa-

Pemerintah Jepang menyediakan paket kerja sama untuk program makan bergizi gratis (MBG). Ketua Menteri Jepang (Perdana Menteri), Presiden Shigeru Isiba Prabo Sabyano mengatakan kepada Sabyano pada hari Sabtu (1/3/220) pada hari Sabtu (1/3/220).

Paket kerja sama akan menyediakan makanan bergizi, ahli dan perikanan dan sektor pertanian untuk meningkatkan pelatihan.

“Paket kerja sama kami, Jepang, pelatihan makan siang sekolah, para ahli dan menggunakan berbagai pengalaman Jepang untuk meningkatkan sektor perikanan dan pertanian,” katanya kepada Bogor, di Istana Presiden.

Pada kesempatan yang sama, Prabo juga mengatakan bahwa Jepang adalah sukarelawan untuk menjaga Indonesia MBG. Selain itu, Jepang memiliki program yang sama selama 80 tahun.

“Mereka tertarik untuk membantu nutrisi karena mereka berpengalaman di daerah itu, berusia 80 tahun.

Selama pertemuan bilateral, Prabo bekerja sama dengan Jepang di lapangan aliran bawah. Program ini adalah salah satu prioritas yang dipimpin olehnya.

“Dalam program Down Stream kami, kami terbuka untuk industri Jepang yang masih berpartisipasi dalam masa lalu kami di semua sumber daya alam kami,” kata Prabo.

Program prioritas lainnya juga telah didistribusikan ke Prabo. Pertama, makanan identitas diri, identitas diri kedua energi, aliran dari industri sumber daya ketiga dan alam (SDA). Di keempat, orang -orang Indonesia mengakhiri kelaparan, karena orang -orang Indonesia masih kekurangan gizi. Kelima, tujuan Indonesia adalah untuk menciptakan kekuatan dalam pertahanan pertahanan.

“Dengan cara ini kami menekuk jika orang Jepang ingin berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi Indonesia,” Prabo juga menjelaskan

Hanya MBG, Jepang, dan Indonesia yang tidak bekerja sama dengan peralatan pelindung, transfer teknologi. Kemudian Jepang juga sepakat untuk menyediakan kapal patroli berkos -tinggi melalui Program Bantuan Keamanan Resmi Jepang (OSA).

Di bidang ekonomi, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan dukungan catu daya ke komunitas emisi nol Asia (AZEC), seperti dekoronisasi daya dan penambangan mineral, pembangkit listrik geologi, Muara Laboh. (Ada/ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top