Mengenal Kode Pesawat Indonesia dan Mengetahui Fungsinya

Jakarta –

Kode penerbangan di Indonesia bukan RI, melainkan PK. Kode Registrasi Lambung mempunyai fungsi yang mirip dengan pelat nomor kendaraan bermotor.

Sistem penomoran ini diatur oleh standar internasional yang disepakati berdasarkan Konvensi Chicago 1944. Setiap pesawat yang terbang pada rute domestik dan internasional wajib memiliki kode registrasi sebagai tanda pengenal resmi.

Kode penerbangan terdiri dari 5-6 karakter, dapat terdiri dari huruf, angka, atau kombinasi keduanya. Karakter pertama sebelum tanda hubung menunjukkan kewarganegaraan atau negara asal pesawat, dan karakter setelahnya menunjukkan tanda registrasi yang terkait dengan maskapai penerbangan atau operator. Lalu kenapa kode penerbangan Indonesia PK. Apakah Anda familiar dengan kode penerbangan Indonesia?

Kode penerbangan harus ditulis dengan huruf kapital tanpa tambahan simbol atau hiasan yang dapat mengganggu pembacaan. Warna polanya juga harus kontras dengan warna background pesawat agar mudah terlihat.

Mengapa PK menjadi kode registrasi penerbangan dari Indonesia, bukan RI? Demikian penjelasan akun Instagram Angkasa Pura I.

Indonesia menggunakan kode “PK” sebagai tanda kewarganegaraan pesawatnya. Singkatan ini berasal dari istilah “Pay Produkie” yang berarti “koloni pembayaran” dalam bahasa Perancis, dan mengacu pada sejarah penggunaan kode ini di Hindia Belanda. Kode “RI” tidak digunakan untuk pencatatan, karena sebelumnya ditugaskan ke Rusia.

“Lambang negara Indonesia sendiri adalah PK, kependekan dari Pay Kuncie (dari bahasa Perancis). Jadi kenapa tidak menggunakan kode RI, karena kode ini sebelumnya diberikan kepada Rusia,” tulis AP I.

Tidak semua pesawat negara asal didaftarkan dengan kode alfabet, karena ada juga yang dimulai dengan angka. Ada negara yang kode negaranya hanya satu huruf.

Beberapa negara memiliki kode unik, seperti Jerman dengan “D”, Prancis dengan “F”, serta kombinasi angka dan huruf, seperti Aljazair dengan “7T” dan Nepal dengan “9N”. Keanekaragaman ini mencerminkan kekayaan sistem penomoran internasional yang memungkinkan setiap negara memiliki identitas unik dalam penerbangan global.

Namun tidak semua tanda kewarganegaraan pada kode registrasi pesawat terdiri dari dua huruf, ada juga yang hanya satu huruf, misalnya Jerman (D), Perancis (F), dan sebagainya. Atau kode yang terdiri dari angka dan huruf, misalnya Aljazair ( 7T), Nepal (9N) dan lain-lain,” kata AP I. Fungsi kode penerbangan

Setiap pesawat yang terbang pada rute domestik atau internasional harus memiliki kode registrasi. Setiap nomor penerbangan hanya terdiri dari beberapa karakter, tidak lebih dari enam huruf, terdiri dari huruf atau angka.

“Setiap pesawat yang terbang harus menampilkan kode identifikasi yang terdiri dari lima hingga enam karakter yang dipisahkan dengan tanda hubung,” tulis AP I.

Huruf atau angka di awal kode registrasi pesawat atau kombinasi keduanya menunjukkan negara asal pesawat. Simbol setelah tanda hubung juga melambangkan maskapai asal.

Maka kode registrasi atau nomor nomor penerbangan tidak dapat ditumpangkan pada karakter. Karena dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, maka harus dilakukan sebelum pengecatan cat pesawat.

“Simbol sebelum tanda minus menunjukkan kewarganegaraan (negara), dan tanda setelah tanda minus menunjukkan registrasi (maskapai penerbangan). Kode harus ditulis dengan huruf latin kapital, tanpa hiasan yang dapat mempengaruhi pembacaan, dan harus kontras. warnanya dan terlihat jelas”, – AP jelasku.

Demikian tadi penjelasan mengenai kode penerbangan Indonesia. Dengan memahami kode registrasi ini, kita dapat mengetahui asal pesawat dan maskapai yang mengoperasikannya sehingga menambah pemahaman kita akan pentingnya regulasi internasional dalam dunia penerbangan. Tonton video “Video: ANBALI NEWS-ANBALI NEWS Kecelakaan Pesawat Kargo DHL di Lituania” (aau/fds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top