Jakarta –
BRI melalui BRI Peduli menyelenggarakan program belajar ke luar negeri bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Kegiatan ini merupakan kerjasama BRI antara lain Lembaga Penelitian BRI (BRIRins) dan Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPEJP).
Kehadiran program pelatihan ekspor ini disambut baik oleh para pelaku usaha lokal. Ade Ariyanti salah satunya, pelanggan sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kokai. Ade mengaku bersyukur atas ilmu dan pendampingan langsung dari BRI sehingga usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Lebih lanjut Ade mengatakan, usahanya berawal dari pandemi COVID-19. Saat itu, Ade yang dipecat berani membuka usaha kecil-kecilan agar bisa menghidupi dirinya dan keluarga. Berawal dari keputusan tersebut, muncullah ide untuk membuka usaha sambal tradisional.
“Di masa pandemi COVID-19 ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan makanan dengan sumber vitamin C untuk menjaga imunitas tubuh. Lada hitam mengandung vitamin C yang tinggi, makanya saya perkenalkan sambal lada hitam sebagai produk komersil saya Mak” Kokai diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. “Kebertahanan sambal mak kokai sebagai makanan khas dalam kondisi tertutup sangat membantu mereka dan membuat produk ini bisa bertahan hingga saat ini,” kata Ade dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2024).
Melalui program ini juga diharapkan usaha Sambal Mak Kokai yang dibangun dari awal dapat terus berkembang dan meraih omzet yang besar dan terus bertambah.
Hal serupa juga diungkapkan Teuku Akmal. Pria berusia 38 tahun ini diketahui baru meluncurkan brand fesyennya sendiri pada tahun 2019 lalu. Berawal dari kecintaannya pada dunia fashion dan kecintaannya pada kecantikan Indonesia, Teuku pun menghadirkan produk-produk yang mengedepankan unsur kearifan lokal di dalamnya.
“Bisnis kami menawarkan produk yang sesuai dengan penampilan Anda, yaitu syal dan syal outdoor yang mengandung nuansa kecantikan Indonesia. Produk ini bisa dipercaya sebagai pelengkap penampilan Anda yang melengkapi penampilan formal. Menyerah, tapi masih ada waktu, ”dia. dikatakan. ,
Selama mengikuti program pelatihan ekspor dari BRI, Teuku mengaku banyak belajar tentang apa saja yang diperlukan untuk mendorong ekspansi usaha, tidak hanya di pasar lokal, tapi juga internasional.
“Kursus ini sangat bermanfaat bagi saya yang baru mulai belajar dan mengenal dunia esports, mulai dari perkenalan, menjelajahi negara-negara traveling ke luar negeri, hingga menghitung biaya-biaya yang diperlukan. Dengan mengikuti kursus ini, saya berharap bisnis yang saya miliki dapat terus berkembang sesuai ekspektasi saya dan “tentunya kita bisa ekspor ke banyak luar negeri,” ucapnya.
Sekadar informasi, kami beritahukan bahwa program studi ke luar negeri ini diselenggarakan di PPEJP Jakarta pada tanggal 29-31 Oktober. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 30 vendor potensial yang juga merupakan UMKM binaan BRI yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam kursus ini peserta diperkenalkan dengan dasar-dasar ekspor, teknik analisis pasar dan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Barriers), pengembangan produk untuk kebutuhan internasional dan strategi mencari pembeli di pasar dunia. Harapannya, dengan ilmu yang didapat, peserta dapat memulai kiprah sukses sebagai penjual baru.
Catur Budi Harto, Wakil Direktur Pertama BRI, mengatakan tujuan pelatihan internasional ini adalah untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar di luar negeri sehingga dapat memperluas jangkauan bisnisnya dari daerah sebelumnya ke pasar nasional dan go internasional.
Harapannya, dengan terus menjaga kualitas produknya, UMKM semakin terbuka sehingga pasarnya bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar yang lebih besar, kata Catur.
Ia mengatakan, jasa ekspor merupakan peluang emas bagi UMKM untuk menjangkau pasar global dan mengembangkan usahanya agar bisa maju di kelasnya. Melalui program ini BRI berharap dapat membantu para pengusaha agar lebih percaya diri dan siap menjual produknya di pasar internasional.
Tonton juga videonya: Dari Jutaan UMKM, Hanya 9 Ribu yang Terdaftar di BPOM
(pergelangan kaki/tinggi)