Jakarta –
Menstruasi merupakan bagian dari siklus alami tubuh wanita yang mencerminkan kesehatan reproduksi. Meski pola siklus menstruasi setiap wanita mungkin berbeda-beda, ada beberapa tanda siklus menstruasi tidak normal yang sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tidak timbul masalah reproduksi yang berbahaya. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan, siklus merupakan salah satu indikator menstruasi yang tidak normal.
“Satu siklus haid biasanya 28 hari plus minus 7 hari. Jadi kalau kita haid tiap 21 hari, itu masih dalam batas normal. Atau misalnya siklusnya lumayan panjang, lumayan lama, biasanya kalau siklusnya tinggi 35 hari atau bahkan 40 hari, “Kalau lebih dari 40 hari, itu sudah tidak normal,” kata dr Fadli kepada ANBALI NEWS, Senin (3/12/2024).
Dr Fadli mengatakan, siklus menstruasi yang tidak normal sebenarnya sangat mungkin terjadi, stres bisa menjadi salah satu faktornya. Namun jika kondisi seperti itu terjadi selama 3 bulan berturut-turut, ada baiknya berkonsultasi ke dokter.
Beberapa indikator lain yang perlu diperhatikan adalah durasi nyeri haid yang tidak normal. dr Fadli mengatakan, menstruasi yang normal biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Selain itu, perhatikan juga benjolan yang muncul di perut bagian bawah saat gangguan menstruasi.
Jika lama haid lebih dari 7 hari disertai nyeri atau bahkan terdeteksi adanya benjolan di perut bagian bawah, menurut dr Fadl sebaiknya dilakukan pemeriksaan tambahan.
“Kalau sedang haid seharusnya kram, rahim kram, tapi nyerinya jangan sampai mengganggu aktivitas atau harus minum obat. Kalau harus minum obat, periksa dulu apakah ada coklatnya. kista atau adenomiosis atau yang lainnya,” ujarnya. Tonton video “Kementerian Kesehatan ingin pendidikan kesehatan reproduksi dimulai di sekolah menengah” (avk/naf)