Jakarta –
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini swasembada pangan bisa segera tercapai. Strateginya adalah dengan menggaet petani milenial dengan bantuan mentor dan sponsor yang siap membantu mereka mengelola bisnis pertanian modern di 12 wilayah.
Abad keberhasilan konsumsi pangan yang cukup ada pada generasi muda. Dengan peran serta para petani milenial, teknologi modern, dan sumber daya alam yang kita miliki, saya yakin kita bisa melampaui ekspektasi kita, kata Amron melalui keterangan tertulis, Rabu. . (20/11/2024)
Hal itu diungkapkannya saat membuka seminar Asisten Manajemen Brigade Pangan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunani, Jakarta Selatan.
Ia menjelaskan, Satgas Swasembada Pangan akan bekerja di 12 provinsi yang masuk dalam wilayah optimalisasi lahan (OPLAH), seperti Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kalsel. . Sulawesi dan Papua Selatan. Pada tahun 2024, Kementerian Pertanian mampu menanami lahan OPLAH seluas 350.000 hektar yang kini siap mendukung peningkatan produksi padi negara.
Masing-masing kelompok terdiri dari 15 petani milenial yang akan mengelola lahan seluas 200 hektar secara berkelanjutan dan bersama-sama. Pada tahap pertama, Badan Pengawasan Pangan akan didukung oleh 400 orang pendamping yang ditunjuk Kementerian Pertanian, serta 50 orang konsultan yang merupakan penasihat, guru, pengajar, dan vidyaiswara.
“Brigade pangan adalah cara yang baik untuk memperbaiki lahan basah. Jika lahan dan air dimanfaatkan dengan baik serta dukungan lebih, kita bisa meningkatkan panen menjadi tiga kali panen dalam satu tahun, – kata Amran.
Amran juga menekankan perlunya dukungan efektif agar petani milenial bisa sukses.
“Anda adalah agen perubahan, masa depan pertanian ada di tangan Anda,” kata Amran.
Amron pun berjanji akan terus memantau kerja tim pakan ternak di lapangan. Dikatakannya, tanda keberhasilan para pendamping dan konsultan adalah jika kelompok pangan dapat mendukung mereka, maka mereka akan meningkatkan hasil padi minimal 5 juta ton per hektar dan pendapatan mereka melebihi Rp 10 juta per bulan.
“Kalau rajin dan kerja keras, tidak mungkin penghasilannya mencapai Rp 20 juta. Penghasilannya lebih besar dari penghasilan di kantor, cenderung jadi petani. Kelompok pangan ini bermula karena kantor pemerintah. “Kedepannya kami akan membimbing mereka untuk berwirausaha, sehingga penting untuk memberikan edukasi kepada mereka tentang industri ini,” kata Amran.
Masing-masing kelompok akan mendapat hibah Rp3 miliar untuk mesin dan peralatan pertanian, benih berkualitas.
“Bahannya sudah kita siapkan semua. Tidak ada alasan untuk gagal. Dengan upaya yang maksimal, Indonesia tidak hanya bisa mandiri, tapi bisa menjadi food basket bagi dunia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Badan Pembangunan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan, saat ini telah berdiri lebih dari 1500 organisasi pangan di 12 daerah, yang masing-masing mitra bertanggung jawab dalam pembinaan lima kelompok pangan. .
Perempuan yang akrab disapa Santi ini mengatakan, pertemuan tersebut untuk melatih ASN dan konsultan dalam mengelola bantuan brigade pangan secara efektif.
“Melalui pertemuan ini, para calon donor dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pertanian modern di wilayahnya, mulai dari penggunaan varietas bersertifikat berkualitas tinggi dan penggunaan peralatan dan teknik modern hingga pengurangan dan pengelolaan lahan secara kompleks dan sistematis. “ucap Santi.
Saksikan juga videonya: Dukung swasembada pangan, Polres Jakbar tanam bibit pohon di lahan seluas 1,5 hektare.
(dan/lagi)